KOMPAS.com - Kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dan penyebab stres dalam kehidupan.
Dikutip dari situs Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI), orang dengan kecerdasan emosional tinggi memiliki skor kurang dari atau sama dengan 47 dari skala 108.
Skor lebih dari 47 tetapi kurang dari (atau sama dengan) 58 menunjukkan kecerdasan emosional sedang, sementara skor lebih dari 58 menunjukkan kecerdasan emosional rendah.
Orang yang matang secara emosional memiliki kesadaran diri, peka terhadap perasaan, dan tahu cara mengelola emosinya. Karena itu, mereka memiliki keterampilan emosional dan kognitif yang baik untuk mengatasi stres dan tantangan hidup.
Orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan menunjukkan sikap tertentu yang menunjukkan kematangan emosinya.
Begitu juga pada wanita, mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung menampakkan beberapa sikap khas.
Lantas, apa saja tanda kecerdasan emosional tinggi pada wanita?
Baca juga: 6 Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi
Berikut tanda-tanda wanita yang memiliki kecerdasan emosional tinggi:
Diberitakan Hack Spirit, Rabu (27/3/2024), wanita yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan lebih mampu menjadi pendengar yang baik bagi orang lain.
Orang dengan emosi matang dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendengarkan cerita orang lain. Dia juga mendengarkan secara terbuka, sehingga orang yang berbicara tidak merasa takut terhakimi.
Saat mendengarkan orang lain, mereka berusaha memahami emosi, motivasi, dan konteks pembicaraan orang lain. Mereka juga memberikan perhatian penuh, kontak mata, dan respons positif kepada pembicara.
Wanita dengan kecerdasan emosional tinggi akan dapat bersikap lebih tenang saat menghadapi stres dalam kesehariannya.
Wanita dengan kecerdasan emosional tinggi juga dapat mengatasi konflik, kekhawatiran, dan memenuhi kebutuhan dengan cara lebih tenang dan lugas.
Wanita dengan kecerdasan emosional tinggi tak mudah menghakimi orang lain lantaran mereka bisa menempat diri di "sepatu orang lain".
Saat bisa menempatkan diri di posisi orang lain, wanita ini jadi bisa memahami sikap dan situasi orang lain sehingga ia tak mudah menghakimi.