Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Banjir dan Longsor di Sumbar Bukti Deforestasi TNKS Makin Parah

Kompas.com - 13/03/2024, 19:30 WIB
BBC INDONESIA,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyebutkan, bencana banjir dan longsor yang menewaskan puluhan orang di Sumatera Barat membuktikan, praktik deforestasi di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang terjadi bertahun-tahun semakin meluas. 

Berdasarkan pantauan lapangan dan analisis terbaru citra satelit dari LSM Walhi Sumbar pada Agustus sampai Oktober 2023, ada indikasi deforestasi untuk penebangan liar dan perkebunan seluas 50 hektar di Nagari Padang Air Dingin, Kabupaten Solok Selatan.

Temuan serupa seluas 16 hektar juga ada di Nagari Sindang Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan.

Walhi Sumbar juga menemukan indikasi 200 titik pembukaan lahan di kawasan TNKS di Kabupaten Solok Selatan yang meliputi Nagari Lubuk Gadang Utara, Lubuk Gadang Timur dan Lubuk Gadang Selatan.

Untuk diketahui, TNKS meliputi empat kabupaten di Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Pesisir Selatan seluas 268.000 hektar (19,31 persen dari luas TNKS); Kabupaten Solok Selatan seluas 69.000 hektar (5 persen dari luas TNKS).

Kemudian ada di Kabupaten Solok seluas 11.000 hektar (0,79 persen dari luas TNKS), dan Kabupaten Dharmasraya seluas 3.613 hektare (0,26 persen dari luas TNKS).

Baca juga: Media Asing Soroti Banjir dan Tanah Longsor di Sumbar, Evakuasi Terhambat Medan yang Sulit

Banjir dan longsor di TNKS Sumbar semakin parah

Direktur Eksekutif Walhi Sumbar Wengki Purwanto menyampaikan, bencana banjir dan longsor yang terjadi di daerah sekitar kawasan TNKS Sumbar adalah peristiwa berulang yang kian hari kian parah. 

Penyebab banjir dan longsor di Sumbar, kata Wengki, utamanya karena kerusakan hutan imbas aktivitas penebangan liar dan pembukan lahan, yang berlangsung sejak 2018 lalu.

"Laporan dari masyarakat kepada kami bahwa aktivitas [penebangan liar] terus terjadi meskipun sudah dikomunikasikan dengan pemerintah. Jadi ini artinya sudah menjadi perhatian semua pihak dan sudah menjadi rahasia umum," ungkap Wengki.

Penelusurannya, kayu-kayu yang dicuri dari TNKS itu dijual ke wilayah Sumbar dan luar provinsi untuk kebutuhan perumahan dan pembangunan.

"Memang ini melibatkan backingan oknum-oknum tertentu, termasuk menggunakan dokumen aspal [palsu] untuk mengelabui pemerintah dan aparat. Di dokumen disebutkan mereka punya izin sah tapi asal usul kayu disamarkan. Jadi seakan-akan ini legal," kata dia.

Sayangnya, menurut Wengki, penegakan hukum yang dilakukan aparat kepolisian tak cukup mempan menghentikan aktivitas penebangan liar di TNKS.

Sepanjang pengamatannya, para pelaku yang ditangkap mayoritas orang lapangan alias belum menyentuh aktor utama.

"Beberapa kasus memang ada yang sampai ke pengadilan, tapi belum menyentuh pelaku utama yang mengendalikan ini semua. Jadi bergantung keseriusan penegak hukum," ujar dia.

Menurut Walhi, kawasan TNKS tak hanya menjadi penyangga lingkungan untuk mengantisipasi bencana alami, tapi juga memiliki nilai penting dan luar biasa untuk konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem alam di Indonesia.

Baca juga: Kementerian PUPR Perbaiki Prasarana Umum Terdampak Banjir Sumbar

Terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi tidak menampik banjir dan longsor di Sumbar dipengaruhi deforestasi. 

Selain faktor deforestasi, menurut Yozarwardi, bencana alam ini juga disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi, faktor tanah dan jenis tanah yang disebutnya mudah pecah dan hancur sehingga terjadi longsor.

"Di Pesisir Selatan memang ada penebangan liar, namun karakteristik kayunya menunjukkan kayu dengan batang pohon berdiameter kecil," kata dia.

"Ini kita identifikasi adalah pohon-pohon yang ditebang semuanya dalam satu areal. Artinya ini selain penebangan liar, ada juga pembukaan lahan tanpa izin untuk perladangan."

Melihat kondisi ini, upaya yang dilakukan dinas kehutanan adalah melakukan identifikasi di lapangan dan pencegahan.

Termasuk melakukan penindakan apabila ada pelaku yang melakukan penebangan liar maupun perambahan di kawasan TNKS.

Catatannya sepanjang tahun 2023, Pemprov Sumbar sudah menindak beberapa pelaku sampai ke pengadilan.

Di Kabupaten Pesisir Selatan, ucapnya, ada empat pelaku yang diputus bersalah dan di Kabupaten Solok Selatan ada dua kasus. Terakhir di Kabupaten Dharmasraya dengan dua kasus.

"Untuk penegakan hukum sudah dilakukan dan bahkan dalam beberapa hari belakangan kami melakukan operasi pengamanan hutan di lapangan. Kami juga ada upaya preventif dan represif. Seperti sosialisasi, pasang plang, dan mendatangi lokasi rawan itu," kata dia.

Sedangkan Gubernur Sumbar Mahyeldi menyatakan, penyebab banjir dan longsor di Sumbar diakibatkan beberapa faktor, di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi selama lebih dari 12 jam.

Selain itu juga disebabkan saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.

Ia juga mengakui salah satu muasalnya karena faktor penggundulan hutan dan deformasi.

Baca juga: 33 Provinsi Sudah Tetapkan UMP 2023, Sumatera Barat Alami Kenaikan Paling Tinggi

Korban jiwa terus bertambah

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban banjir dan longsor di belasan wilayah kabupaten/kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 32 orang, pada Senin (11/3/2024).

Perinciannya, 23 orang meninggal dunia dan enam orang dalam pencarian di Pesisir Selatan, kemudian 3 orang lainnya meninggal di Kabupaten Padang Pariaman.

Hingga kini, dari 12 kabupaten/kota terdampak, sudah ada lima daerah yang menetapkan status tanggap darurat di antaranya Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kepulauan Mentawai.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan Kabupaten Pesisir Selatan menjadi titik terparah bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Kamis (07/03). Salah satunya,  jalan terputus akibat tergerus banjir.

Baca juga: Pembangunan Resor dan Beach Club Raffi Ahmad di Pantai Krakal, Walhi: Ancam Sumber Air Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com