Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul 2 Bibit Siklon Tropis di Sekitar Indonesia, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 13/03/2024, 13:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan dua bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia, yakni 91S dan 93P.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera hindia bagian tenggara barat, barat daya Banten tepatnya di 13,3 derajat lintang selatan dan 105,6 bujur timur.

Bibit siklon tersebut mempunyai kecepatan angin maksimum 25-35 knot dan tekanan udara 966 hPa yang bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia.

Sementara itu, bibit siklon tropis 93P terpantau berada di Teluk Carpentaria selatan Papua tepatnya di 11,4 derajat lintang selatan dan 138,6 derajat bujur timur.

"Dengan kecepatan angin maksimum 15 knots dan tekanan udara minimum 1005 hPa bergerak ke arah timur-tengagra," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Beredar Citra Pulau Jawa Tampak Merah pada Akhir Februari, Ada Potensi Cuaca Panas?

Penyebab kemunculan bibit siklon tropis 91S dan 93P

Terkait kemunculan 91S dan 93P, Guswanto menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan bibit siklon tropis atau siklon tropis terbentuk.

Pertama, bibit siklon tropis atau siklon tropis dapat terbentuk karena suhu permukaan laut minimal 26,5 derajat hingga ke kedalaman 60 meter.

Selain itu, terbentuknya bibit siklon tropis atau siklon tropis disebabkan oleh kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus.

"Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis," jelas Guswanto.

Baca juga: Siklon Tropis Anggrek Terdeteksi di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan bibit siklon tropis atau siklon tropis terbentuk adalah:

  • Atmosfer yang relatif lembap di ketinggian sekitar 5 kilometer. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon
  • Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 kilometer dari khatulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator
  • Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin
  • Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.

Baca juga: Warga Rekam 2 Matahari di Mentawai, Ini Kata BMKG tentang Matahari Kembar

Dampak bibit siklon tropis 91S

Guswanto menyampaikan, bibit siklon tropis bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia dan menuju Australia bagian barat.

Bibit siklon tersebut bergerak dengan wilayah vertical wind shear yang lebih rendah, sehingga berpotensi untuk meningkatkan intensitasnya dalam 48-72 jam ke depan.

"Potensi sistem menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori sedang-tinggi, sedangkan dalam 48-72 jam kedepan pada kategori tinggi," kata Guswanto.

Ia menambahkan, bibit siklon tropis 91S memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan.

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan 21 Februari 2024, Akankah Suhu Semakin Panas?

Dampak bibit siklon tropis 91S, yakni:

1. Gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter:

  • Samudera Hindia Barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai
  • Perairan Barat Bengkulu
  • Selat Sunda bagian utara
  • Teluk Lampung
  • Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan
  • Perairan selatan Bali hingga P. Sumbawa
  • Laut Jawa
  • Laut Bali
  • Laut Sumbawa
  • Laut Flores
  • Laut Sawu
  • Selat Sumba bagian Barat
  • Selat Ombai.

2. Gelombang dengan ketinggian 2,5-4 meter:

  • Perairan barat P. Enggano
  • Perairan barat Lampung
  • Samudra Hindia barat P. Enggano hingga Lampung
  • Selat Sunda bagian barat dan selatan
  • Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur
  • Perairan Selatan Sumba
  • Samudra Hindia selatan Banten hingga NTT.

3. Gelombang dengan ketinggian ketinggian 4,0-6,0 meter:

  • Samudera Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah.

4. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang:

  • Di pesisir selatan Jawa.

Baca juga: BMKG Prediksi Suhu 2024 Akan Lebih Hangat, Potensi Gelombang Panas?

Dampak bibit siklon tropis 93P:

Sementara itu, bibit siklon tropis 93P juga memberikan kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan, yakni:

1. Gelombang dengan ketinggian 1,250-2,5 meter:

  • Perairan Fakfak-Kaimana
  • Perairan Sermata-Leti
  • Perairan Babar-Tanimbar
  • Perairan Kep. Kai-Aru
  • Laut Banda
  • Perairan Amamapere-Agats
  • Perairan Yos Sudarso.

2. Gelombang dengan ketinggian 2,5-4,0 meter:

  • Laut Arafuru

3. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang:

  • Papua bagian selatan dan Maluku bagian Tenggara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com