KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan dua bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia, yakni 91S dan 93P.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera hindia bagian tenggara barat, barat daya Banten tepatnya di 13,3 derajat lintang selatan dan 105,6 bujur timur.
Bibit siklon tersebut mempunyai kecepatan angin maksimum 25-35 knot dan tekanan udara 966 hPa yang bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia.
Sementara itu, bibit siklon tropis 93P terpantau berada di Teluk Carpentaria selatan Papua tepatnya di 11,4 derajat lintang selatan dan 138,6 derajat bujur timur.
"Dengan kecepatan angin maksimum 15 knots dan tekanan udara minimum 1005 hPa bergerak ke arah timur-tengagra," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Rabu (13/3/2024).
Baca juga: Beredar Citra Pulau Jawa Tampak Merah pada Akhir Februari, Ada Potensi Cuaca Panas?
Terkait kemunculan 91S dan 93P, Guswanto menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan bibit siklon tropis atau siklon tropis terbentuk.
Pertama, bibit siklon tropis atau siklon tropis dapat terbentuk karena suhu permukaan laut minimal 26,5 derajat hingga ke kedalaman 60 meter.
Selain itu, terbentuknya bibit siklon tropis atau siklon tropis disebabkan oleh kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus.
"Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis," jelas Guswanto.
Baca juga: Siklon Tropis Anggrek Terdeteksi di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan bibit siklon tropis atau siklon tropis terbentuk adalah:
Baca juga: Warga Rekam 2 Matahari di Mentawai, Ini Kata BMKG tentang Matahari Kembar
Guswanto menyampaikan, bibit siklon tropis bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia dan menuju Australia bagian barat.
Bibit siklon tersebut bergerak dengan wilayah vertical wind shear yang lebih rendah, sehingga berpotensi untuk meningkatkan intensitasnya dalam 48-72 jam ke depan.
"Potensi sistem menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori sedang-tinggi, sedangkan dalam 48-72 jam kedepan pada kategori tinggi," kata Guswanto.
Ia menambahkan, bibit siklon tropis 91S memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan.
Baca juga: Hari Tanpa Bayangan 21 Februari 2024, Akankah Suhu Semakin Panas?
Dampak bibit siklon tropis 91S, yakni:
Baca juga: BMKG Prediksi Suhu 2024 Akan Lebih Hangat, Potensi Gelombang Panas?
Sementara itu, bibit siklon tropis 93P juga memberikan kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan, yakni: