Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf, Pimpinan Majelis Nurul Musthofa yang Meninggal Dunia

Kompas.com - 13/03/2024, 13:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar duka datang dari pimpinan Majelis Nurul Musthofa, Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf yang meninggal dunia pada Rabu (13/3/2024).

Informasi tersebut disampaikan melalui akun resmi Dewan Pengurus Pusat Rabithah Alawiyah, @rabithah_alawiyah, Rabu.

"Segenap Keluarga Besar Rabithah Alawiyah turut berduka cita atas wafatnya Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf (Pimpinan Majelis Nurul Musthofa) pada hari Rabu, 13 Maret 2024," tulis unggahan tersebut.

Namun, belum diketahui penyebab meninggalnya Pimpinan Majelis Nurul Musthofa di usianya yang ke-47.

Lantas, siapa itu Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf?

Baca juga: Berkaca dari Kasus Kalideres, Mengapa Orang Menginginkan Sertifikat Habib?

Profil Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf

Habib Hasan bin Ja'far lahir di Kramat Empang, Bogor, Jawa Barat pada 2 Februari 1977.

Dikutip dari skripsi berjudul Kepemimpinan Habib Hasan bin Ja'far Asegaf Dalam Upaya Mengembangkan Pemahaman dan Perilaku Akhlak Jamaah Majelis Taklim Musthofa (2010) karya Maulana Sukarya, hari kelahiran Habib Hasan bin Ja'far bertepatan dengan acara haul akbar dan maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di kediaman kakeknya, Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas atau lebih dikenal Habib Keramat Empang.

Habib Hasan bin Ja'far yang masih bayi kemudian dibawa ke hadapan para jamaah yang mayoritas adalah para alim ulama besar untuk didoakan. Salah satu jamaah yang mendoakannya adalah Habib Sholeh bin Mukhsin Tanggul.

Habib Sholeh mendoakan supaya Habib Hasan kelak dapat menggantikan kakeknya.

Baca juga: Daftar Timses Capres dan Caleg yang Dinonaktifkan PBNU, Ada Khofifah dan Habib Luthfi

Masa kecil Habib Hasan

Habib Hasan tumbuh dan besar di kediaman kakek dan neneknya.

Dilansir dari laman Nurul Musthofa, semasa kecil, Habib Hasan belajar mengaji bersama Syaikh Usman Baraja. Dia juga belajar bahasa Arab dengan Syaikh Abdul Qodir Ba’salamah.

Sementara untuk ilmu Nahwu dan Shorof dalam bahasa Arab, guru Habib Hasan adalah Syaikh Ahmad Bafadhol.

Semasa kecil, dia kerap diajak kakeknya untuk ikut berdakwah dengan harapan supaya kelak Habib Hasan mencintai ilmu agama dan menyiarkannya.

Sepeninggal kakeknya, Habib Hasan kerap ikut pamannya, Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Mukhsin untuk berdakwah.

Hingga di usia 19 tahun, Habib Hasan diijazahkan sebuah sorban dari gurunya yaitu Habib Muhammad bin Husain Al Attas (Kalibata) dan Habib Muhammad Anis bin Alwi Al Habsyi (Solo) berupa pembacaan maulid simtud durror.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com