Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Kalideres, Mengapa Orang Menginginkan Sertifikat Habib?

Kompas.com - 09/03/2024, 17:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seseorang berinisial JMW (24) ditangkap polisi karena membuat sertifikat habib palsu di Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (28/2/2024).

Dalam aksinya, JMW menggunakan situs bernama https://maktabdaimi.blogspot.com. Situs tersebut berisi nasab (keturunan) semua habib yang sudah terdata di Rabithah Alawiyah.

Sehingga, JMW juga mencatut nama organisasi Rabithah Alawiyah dalam modus penipuannya.

JMW menawarkan pada orang-orang yang ingin namanya terdaftar di Rabithah Alawiyah untuk mengurus lewat dirinya, yaitu jalur tidak resmi dengan membayar tarif Rp 4 juta.

Setidaknya, sudah ada enam orang yang tertipu pembuatan sertifikat habib palsu oleh JMW tersebut.

"Pada sekitar Desember 2023, korban (pelapor) mendapat informasi bahwa ada blogspot yang mengaku sebagai blogspot resmi milik organisasi Rabithah Alawiyah," ujar Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com, Senin (4/3/2024).

Perlu diketahui, gelar habib diberikan kepada mereka yang mempunyai garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW.

Total, JMW mendapatkan keuntungan setidaknya Rp 18,5 juta dari aksi penipuannya tersebut.

Kasubdit Tipid Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Ardian Satrio Utomo mengatakan, total keuntungan tersebut masih penghitungan sementara.

"Kerugian (keuntungan bagi pelaku) dan jumlah korban sementara. Kami masih menyelidiki lebih lanjut," ucap Ardian, dilansir dari Kompas.com, Senin (4/3/2024).

Lantas, mengapa ada orang yang ingin mempunyai sertifikat habib?

Baca juga: Polisi: Surat E-tilang Dikirim lewat WhatsApp adalah Modus Penipuan

Penjelasan sosiolog

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida menilai, masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan menilai status dan reputasi seseorang dari simbol atau atribut yang digunakan.

Oleh karena itu, kata dia, tidak heran jika beberapa orang menginginkan gelar “habib” di nama mereka.

“Mereka tertipu karena memercayai figur-figur yang tampil agamis, tampil meyakinkan dengan simbol-simbol kemapanan, dan lainnya,” ujar Ida, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Lebih lanjut, menurutnya, orang yang tertipu tersebut belum terbangun atau terbiasa untuk kritis dalam menanggapi sejumlah hal.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com