KOMPAS.com - Sebanyak sembilan orang yang terdiri dari delapan anak-anak dan satu dewasa meninggal dunia usai memakan daging penyu di Pulau Pemba, Zanzibar, Tanzania.
Dikutip dari The Guardian, seseorang dewasa yang meninggal pada Jumat (8/3/2024) adalah ibu dari salah satu anak yang meninggal sebelumnya.
Petugas medis distrik Mkoani, Zanzibar, Haji Bakari mengatakan, daging penyu tersebut dikonsumsi pada Selasa (5/3/2024).
Selain itu, 78 orang lain juga dibawa ke rumah sakit setelah mengonsumsi daging penyu tersebut.
Ini diketahui dari hasil tes laboratorium yang mengonfirmasi bahwa semua korban keracunan karena makan daging penyu.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Penyu dan Kura-kura
Pihak berwenang kemudian mengirimkan tim manajemen bencana untuk meminta masyarakat menghindari konsumsi penyu.
Diketahui, daging penyu dianggap sebagai makanan lezat oleh masyarakat Zanzibar, wilayah semi-otonom di Negara Tanzania, Afrika.
Meski begitu, konsumsinya secara rutin dapat menyebabkan kematian akibat chelonitoxism, sejenis keracunan makanan.
Insiden ini bukan pertama kalinya terjadi di Tanzania.
Pada November 2021, tujuh orang, termasuk seorang anak berusia 3 tahun, meninggal di Pemba setelah memakan daging penyu, sementara tiga lainnya dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Viral, Foto Hiu di Sea World Tidur, Bisakah? Ini Kata Ahli
Dikutip dari Poison Control, chelonitoxism terjadi karena daging penyu mungkin terinfeksi oleh bakteri seperti jenis cyanobacteria.
Penyu yang terinfeksi ini tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, namun bisa menyebabkan keracunan pada manusia meski sudah dimasak.
Gejala awal chelonitoxism pada manusia akan muncul dalam beberapa hari setelah mengonsumsi daging penyu.
Nantinya, gejala yang akan timbul berupa gatal dan nyeri di mulut, tenggorokan, muntah, dan sakit perut.
Bahkan dalam beberapa kasus, chelonitoxism bisa menyebabkan ulserasi (peradangab kronis) di mulut dan lidah.