Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Kadar Asam Urat Normal dan Makanan Pantangan Penderita Asam Urat

Kompas.com - 11/03/2024, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk menjaga kesehatan, setiap orang ada baiknya memahami kadar asam urat normal beserta makanan pantangan penderita asam urat tinggi. 

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), asam urat berasal dari metabolisme purin di dalam tubuh.

Purin dihasilkan secara alami oleh tubuh atau terkandung dalam makanan dan minuman yang sehari-hari dikonsumsi.

Semakin banyak asupan purin yang masuk ke tubuh, kadar asam urat tubuh akan semakin tinggi. Kondisi ini membuat ginjal bekerja lebih keras mengeluarkan asam urat melalui urine.

Kadar asam urat yang berlebih dapat menimbulkan penumpukan asam urat, terkadang memicu penumpukan kristal pada sendi.

Pengendapan kristal asam urat mengakibatkan penyumbatan pada saluran ginjal, mengganggu fungsi organ tersebut dalam menyerap racun, dan memicu penyakit ginjal.

Untuk menghindari asam urat tinggi, baik laki-laki, perempuan, dan anak-anak harus mengetahui kadar yang aman.

Sementara orang dengan asam urat tinggi perlu menghindari makanan tertentu agar kondisi tubuhnya tetap aman. Berikut penjelasannya.

Baca juga: Apa Penyebab Seseorang Bisa Mengalami Asam Urat di Usia Muda?


Kadar asam urat normal

Setiap orang baik itu laki-laki, perempuan, dan anak-anak memiliki kadar asam urat normal yang berbeda. Berikut rinciannya.

Jika kadar asam urat seseorang berada di atas batasan tersebut, maka orang itu mengalami asam urat tinggi atau hiperurisemia.

Orang dengan asam urat tinggi akan mengalami gejala berupa nyeri yang mengganggu dan bengkak pada sendi, terutama jari kaki, pergelangan kaki, lutut, serta tangan.

Sendi juga akan mengalami peradangan yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan terasa panas.

Baca juga: Gejala Asam Urat di Lutut, Kenali Ciri-cirinya Berikut Ini

Makanan pantangan penderita asam urat tinggi

Illustrasi daging dan jeroan, ilustrasi makanan pantangan saat asam urat tinggiiStockPhoto/thesomegirl Illustrasi daging dan jeroan, ilustrasi makanan pantangan saat asam urat tinggi
Salah satu penyebab kadar asam urat tinggi adalah konsumsi makanan dan minuman yang mengandung purin.

Suatu makanan atau minuman mengandung purin tinggi jika memiliki kadar purin lebih dari 200 mg per 100 gram dari berat makanan atau minuman tersebut.

Untuk mencegah kadar asam urat tinggi, penderita asam urat maupun orang biasa perlu menghindari konsumsi produk makanan tertentu.

Dilansir dari situs RS Olahraga Nasional Kementerian Pemudan dan Olahraga dan Kompas.com (10/10/2020), berikut daftar makanan dan minuman yang perlu dihindari atau dikurangi penderita asam urat tinggi:

  1. Jeroan: hati, jantung, ginjal, limpa, paru-paru, dan otak
  2. Daging merah: sapi, kambing, domba, dan babi
  3. Daging unggas: bebek dan angsa
  4. Ikan: ikan haring, trout, mackerel, tuna, sarden, teri, dan haddock
  5. Makanan laut: kerang, sarden, udang, kepiting, dan telur ikan
  6. Minuman: minuman manis seperti jus buah dan soda, serta minuman berkafein
  7. Gula tambahan: madu, nektar agave, dan sirup jagung fruktosa tinggi
  8. Makanan yang mengandung ragi: roti, tape, acar, dan makanan fermentasi lainnya
  9. Sumber karbohidrat olahan: roti putih, kue, dan biskuit
  10. Sayur-sayuran: bayam, kembang kol, brokoli, asparagus, jamur, buncis, kangkung, daun singkong, dan daun pepaya
  11. Buah-buahan: nanas, nangka, durian, kismis, asam jawa, apel, dan kurma
  12. Minuman beralkohol: arak, bir, wiski, anggur, tuak, wine, dan sejenisnya

Untuk mencegah kadar asam urat tinggi, kurangi makanan tinggi purin dan perbanyak olahraga.

Selain itu, pantau kadar asam urat normal dan jaga agar selalu terkontrol dengan menghindari beberapa makanan pantangan asam urat tinggi di atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com