Tradisi ini sudah ada sejak 1881 ketika masa pemerintahan Bupati Purbaningrat.
Sehari menjelang Ramadhan, umumnya masyarakat memukul bedug di Masjid Besar Kauman, disusul dengan penyulutan meriam di halaman pendopo usai shalat Ashar.
Baratan merupakan tradisi jelang Ramadhan yang berasal dari Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Tradisi ini berupa kirab pada bulan Sya’ban dalam kalender Hijriah. Nama baratan berasal dari kata barakatan dalam bahasa Arab yang berarti keselamatan.
Adapun makna dari tradisi ini adalah untuk meminta keselamatan kepada Allah SWT menjelang Ramadhan.
Baca juga: Cara Cek Jadwal Lengkap Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2024 Seluruh Indonesia
Tradisi dandangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyambut Ramadhan di Kudus, Jawa Tengah.
Nama dandangan berasal dari suara bedug khas Masjid Menara Kudus yang berbunyi “dang” untuk menandai awal puasa.
Zaman dahulu, dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal Ramadhan.
Kini, tradisi dandangan digelar dengan melakukan kirab dandangan dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju kompleks Menara Kudus sejauh tiga kilometer.
Sadranan atau nyadran merupakan tradisi sebelum puasa di sebagian besar Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Tradisi sadranan dilakukan dengan mendatangi atau ziarah makam orangtua atau keluarga yang sudah meninggal dunia.
Keluarga yang masih hidup akan membersihkan makam sembari menaburkan bunga, serta mengirimkan doa.
Baca juga: Menteri Israel Serukan Hapus Bulan Ramadhan
Padusan sendiri berasal dari kata "adus" yang dalam bahasa Jawa berarti mandi. Sesuai namanya, tradisi ini dilakukan dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air.
Tradisi yang banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta ini bertujuan membersihkan jiwa dan raga menyambut bulan Ramadhan.
Tradisi ruwahan adalah ritual penyambutan bulan puasa yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Nama ruwahan sendiri berasal dari kata “ruwah” yang meruapakan bulan kedelapan dalam penanggalan Jawa, atau bertepatan bulan Sya’ban dalam kalender Islam.
Tradisi ini dilakukan dengan menggelar kenduri atau selamatan untuk mendoakan para leluhur dan berbagai sedekah kepada tetangga.
Baca juga: Awal Puasa Ramadhan 2024 Diprediksi Berbeda, BMKG Ungkap Potensi Keterlihatan Hilal