Berdasarkan catatan Administrasi Layanan Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental Amerika Serikat, tingkat depresi remaja meningkat hampir dua kali lipat antara 2004-2019.
Baca juga: Universal Music Tarik Semua Lagunya dari TikTok, Tak Ada Lagi Taylor Swift dan Olivia Rodrigo
Para peneliti mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah menggambarkan dampak platform terhadap kehidupan pengguna, terutama generasi muda.
Ketika dunia menerapkan penguncian, pengguna TikTok meningkat drastis.
Aplikasi ini dibanjiri oleh generasi muda yang mengunggah cerita bagaimana pandemi mengubah kehidupan mereka, dikutip dari The Guardian.
Peneliti yang mempelajari kesehatan mental dan media sosial, Yim Register mengatakan bahwa remaja akan memanfaatkan TikTok untuk terhubung satu sama lain di masa-masa lockdown.
Menurutnya, hal ini berkontribusi terhadap banyaknya orang yang mengunggah konten yang intim dan intens.
Para ahli sepakat, video tersebut dapat memberikan dukungan terhadap orang lain dan cara kreatif untuk mengatasi kesedihan.
Namun, di sisi lain, video kesedihan dapat memunculkan trauma tambahan bagi individu yang pernah mengalaminya.
Baca juga: Viral di TikTok, Foto Orang-orang Jawa yang Diduga Dibawa Belanda ke Suriname
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya