Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotak Suara Jadi Google Doodle Hari Ini, Begini Sejarahnya

Kompas.com - 14/02/2024, 09:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Cara pemilihan seperti ini membuat pemungutan suara mebeludak. Karena para pemilih jadi bisa membuat pilihan mereka secara rahasia sehingga meminimalkan kegaduhan.

Baca juga: Waspada, Modus Penipuan File APK Data TPS Muncul Jelang Pemilu 2024

Kotak suara di Indonesia

Hingga kini, kotak suara masih digunakan di beberapa negara ketika melaksanakan pemilu atau pesta demokrasi.

Dilansir dari laman MKRI, kotak suara memiliki tempat terhormat dalam pemilu. Oleh karena itu, penyelenggara pemilu harus mempertahankan kotak suara tersebut.

Sejarah mencatat, kotak suara akan dipertahankan hingga tetes darah penghabisan oleh penyelenggara pemilu. Hal itu tercermin dalam Revolusi Filipina yang menewaskan 4 korban jiwa akibat ditembak karena mempertahankan kotak suara.

Di Indonesia, sejarah kotak suara dimulai pada Pemilu 1955. Saat itu kotak suara terbuat dari bahan kayu jati.

Sedangkan pada pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, dan 1999 bahan yang digunakan untuk kotak suara tetap dari kayu, meski bukan jati.

Pada pemilu 2004 dan 2009, bahan kotak suara diganti menjadi alumunium. Sedangkan pada pemilu 2014, kotak suara berbahan alumunium dan kardus.

Pada 2019, pemilu menggunakan kotak suara dari kardus. Alasannya adalah biaya produksi yang murah, kepraktisan distribusi, hingga proses penyimpanan yang mudah.

Tahun ini, Pemilu 2024 menggunakan bahan kardus berupa karton dupleks yang kedap dan tahan air.

Ukuran kotak suara memiliki panjang minimal 40 cm, lebar minimal 40 cm, dan tinggi minimal 60 cm.

Ketentuan bentuk dan desain kotak suara Pemilu 2024 diatur dalam PKPU Nomor 14 Tahun 2023.

Masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) akan menyediakan 5 kotak suara untuk surat suara presiden dan wakil presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRP provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Tren
Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com