Merujuk data Riskesdas lima tahun lalu, Tan menyampaikan, hampir 100 persen penduduk Indonesia kurang asupan sayur dan buah.
Kondisi ini sedikit banyak disebabkan masyarakat yang menganggap buah hanya sebagai selingan atau makanan ringan.
Di sisi lain, sayuran sering kali dicap memiliki rasa yang pahit, sehingga tidak enak saat dikonsumsi.
Padahal, Indonesia kaya akan sumber nabati, baik dari jenis yang dapat dimakan langsung maupun perlu diolah terlebih dahulu.
Oleh karena itu, masyarakat seharusnya tak perlu khawatir akan bosan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran setiap hari.
"Kuncinya makanlah yang beragam, rotasi, kombinasi, variasi. Insyaallah semua kebutuhan dan kebaikan didapatkan," ujar Tan.
Masyarakat juga dapat menerapkan pedoman gizi seimbang Isi Piringku yang digencarkan oleh Kemenkes.
Konsep Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan terdiri dari 50 persen buah dan sayuran serta 50 persen sisanya makanan pokok dan lauk-pauk.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Isi Piringku mengharuskan suatu makanan memenuhi:
"Kalau menerapkan ini (Isi Piringku), pasti tercapai anjuran WHO (soal makan sayur dan buah)," kata Tan.
Baca juga: Penderita Asam Lambung, Ini Sederet Buah yang Tak Boleh Dimakan Terlalu Sering
Jika asupan sayur dan buah terpenuhi, masyarakat tidak perlu lagi rutin minum suplemen untuk menambah vitamin dan mineral.
Misalnya, mengonsumsi satu buah mangga tidak hanya menyumbang vitamin C, tetapi juga vitamin A, serat, fruktosa, dan berbagai jenis mineral.
Sering mengonsumsi suplemen justru meningkatkan risiko zat tertimbun dalam jaringan dan meracuni tubuh.
"Alam sudah mencukupi sebenarnya, jika kita hidup baik," lanjutnya.