"Namun sayang, sosialisasi soal penghematan ini kurang dibandingkan menaikkan daya listrik," kata dia, dilansir dari Kontan, Rabu.
Sebagai alternatif, pemerintah akhirnya mencari opsi lain dengan membagikan penanak nasi atau rice cooker yang lebih ekonomis.
"Pembagian rice cooker paling bisa diimplementasikan, harganya lebih murah dari kompor induksi. Kalau bisa berjalan dengan membagikan ke seluruh masyarakat miskin sebanyak 31,5 juta, satu kali subsidi elpiji bisa selesai," ujarnya.
Djoko memastikan, program pembagian rice cooker sebagai ganti kompor listrik tetap berjalan, dengan target mencapai angka 500.000 unit pada tahun ini.
Sepanjang 2023, bagi-bagi penanak nasi telah mencapai 342.000 unit. Pemerintah pun optimis dapat menambah menjadi 700.000 unit rice cooker pada 2025.
"Mudah-mudahan nanti kompor induksi bisa dimulai lagi dan sementara ini terus berjalan, pemerintah mengganti kompor induksi dengan rice cooker," katanya, dikutip dari Antara, Rabu.
Djoko menyampaikan, keputusan mengenai kembalinya program kompor listrik induksi ini berdasarkan rapat yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kompor induksi terus digalakkan tidak diberhentikan, namun dimulai menengah ke atas. Kemarin Pak Luhut juga pimpin rapat saya hadir untuk dimulai lagi kompor induksi," ujarnya.
Sebelumnya, program bagi-bagi kompor listrik induksi sempat digencarkan pemerintah pada 2022. Namun, rencana ini akhirnya gagal dan digantikan dengan pembagian ratusan ribu unit rice cooker gratis mulai akhir tahun lalu.
(Sumber: Kompas.com/Elsa Catriana | Editor: Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.