KOMPAS.com - Jeruk adalah buah yang terkenal kaya akan kandungan nutrisinya, salah satunya yaitu vitamin C.
Karena hal inilah, jeruk kerap digunakan sebagai camilan atau tambahan menu diet yang lezat sekaligus menyehatkan untuk tubuh.
Namun, ahli menyarankan untuk tidak makan jeruk di malam hari. Pasalnya, mengonsumsi jeruk di malam hari justru bisa membahayakan kesehatan.
Lantas, apa bahaya makan jeruk di malam hari?
Baca juga: 4 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari, Apa Saja?
Dikutip dari Mashed, semua orang perlu menghindari makan jeruk di malam hari karena tingkat keasaman buah ini.
Diketahui, jeruk memiliki pH antara 3,3 hingga 4,2. Dan pH apa pun yang rendah atau di bawah 4 dianggap berpotensi mengikis organ pencernaan seseorang.
Terlepas seseorang tidak menderita refluks asam atau gangguan pencernaan, mengonsumsi jeruk di malam hari atau sebelum tidur dapat berisiko memicu kondisi tidak nyaman di pencernaan.
Sehingga, seseorang akan kesulitan tidur karena tenggorokan dan perut terasa tidak nyaman.
Gangguan ini akan lebih berisiko terjadi pada seseorang yang sudah menderita asam lambung atau gangguan pencernaan lainnya.
Selain itu, dilansir dari LiveStrong, keasaman buah jeruk juga dapat mengikis lapisan pelindung pada gigi yang disebut sebagai email.
Untuk meminimalkan risiko email gigi terkena asam, makanlah buah jeruk hanya di saat waktu makan.
Mulut akan menghasilkan lebih banyak air liur saat seseorang sedang makan, yang kemudian membantu menetralkan dan menghilangkan asam tersebut.
Diketahui, jeruk dan buah citrus lainnya memiliki pH rendah karena kandungan asam sitratnya.
Baca juga: Adakah Efek Samping Makan Alpukat di Malam Hari?
"Dapat menimbulkan gejala pencernaan jika Anda sensitif terhadap kandungan serat yang tinggi, jadi sebaiknya tidak lebih dari satu kali sehari," ujar ahli gizi di Inggris, Clare Thornton-Wood dikutip dari LiveScience.
Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C (lebih dari 2.000 miligram sehari) dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti:
Seseorang yang tengah mengonsumsi beta-blocker yang merupakan sejenis obat untuk mengobati tekanan darah tinggi, juga harus berhati-hati untuk tidak mengonsumsi buah jeruk terlalu banyak.
Hal tersebut dikarenakan jeruk mengandung kalium yang tinggi. Padahal obat beta-blocker tersebut juga akan memicu peningkatan kadar kalium dalam tubuh.
Sehingga, kombinasi makanan kaya kalium dan beta-blocker dapat menyebabkan kelebihan kalium dalam tubuh.
Bagi seseorang dengan ginjal yang tidak berfungsi dengan optimal, kondisi ini cukup mengkhawatirkan, karena kalium tidak akan dikeluarkan secara efektif dari tubuh.
Baca juga: Bukan Jeruk, Ini 6 Buah dengan Kandungan Vitamin C Terbanyak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.