Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, meningkatnya suhu di beberapa wilayah di Indonesia masih normal.
"Itu suhu maksimum," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (18/12/2023).
Ia mengatakan, suhu dapat meningkat karena wilayah Jawa atau Indonesia bagian selatan tidak terdapat tutupan awan.
Kondisi tersebut menyebabkan sinar Matahari secara intens langsung mengarah ke permukaan Bumi.
Guswanto juga menjelaskan, berdasarkan citra inframerah Himawari-9 pada Senin pukul 07.00 WIB, terdapat awan konvektif yang signifikan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Awan konvektif juga terdeteksi di Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Tidak jauh berbeda dengan pengamatan pukul 07.00 WIB, awan konvektif juga terdeteksi di Aceh, Sumatera Utara, hingga Papua pukul 06.00 WIB.
Baca juga: BMKG Ungkap Alasan Sejumlah Wilayah Masih Alami Suhu Panas padahal Area Lain Sudah Diguyur Hujan
Lebih lanjut, Guswanto juga menjelaskan bahwa cuaca di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini terasa panas karena kondisi dinamika atmosfer, yakni El Nino dan Dipole Mode Positif.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Selain itu, El Nino menyebabkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia menjadi meningkat.
Sedangkan, Dipole Mode adalah fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung dari perbedaan nilai atau selisih antara anomali suhu muka laut di perairan sebelah timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.
Ketika Dipole Mode dalam kondisi positif, maka curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat secara umum akan berkurang.
Guswanto mengatakan, kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia.
"Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0, Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif," jelasnya.
"Fenomena El Nino Moderat diprediksi berlangsung hingga Februari-Maret 2024, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi Cuaca (Hujan dan suhu) di Indonesia," jelas Guswanto.
Baca juga: Indonesia Alami Cuaca Panas, Berapa Suhu yang Ditoleransi Tubuh?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.