KOMPAS.com - Thailand menjadi negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki tingkat kelahiran rendah.
Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Dr Cholnan Srikaew mengatakan, tingkat kelahiran di negara tersebut hanya 1,5 dari yang seharusnya 2,1 per 100.000 populasi, dikutip dari Bangkok Post.
Dengan kata lain, Thailand saat ini seharusnya memiliki sekitar 2 juta bayi yang baru lahir di setiap tahunnya. Faktanya, angka kelahiran di negara itu ternyata hanya 500.000 bayi per tahun.
Pada 2022, angka kelahiran Thailand bahkan hanya 485.085 bayi, terendah dalam 74 tahun terakhir.
Baca juga: Kapten Tim Sepak Bola Thailand yang Pernah Terjebak di Dalam Gua, Bunuh Diri di Inggris
Salah satu warga Thailand, Phanphaka Haworth (39) mengatakan, memiliki anak adalah hal terakhir yang terpikirkan olehnya, lantaran dapat berpotensi menghambat kariernya.
Wanita yang berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas di Thailand ini percaya, memiliki anak akan menjadi perjuangan besar untuk hidup di negara tersebut.
Selain itu, Thailand juga memberikan dukungan yang terbatas bagi orangtua di zaman modern dan tidak memiliki lingkungan yang kondusif untuk membesarkan keluarga.
“Jika saya harus membesarkan seorang anak di negara ini, saya akan sangat kelelahan dalam banyak hal. Dukungan pemerintah kurang baik dan kondisi sosial kurang baik,” katanya dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (16/12/2023).
“Ada banyak masalah seperti kondisi kehidupan dan kualitas udara. Jika saya harus membesarkan anak saya di Thailand, saya tidak ingin memilikinya,” sambungnya.
Para analis mengatakan, pergeseran demografi di Thailand adalah masalah multidimensi yang berasal dari berbagai faktor, seperti pendidikan tinggi, kurangnya kesenjangan dalam peran gender, dan nilai-nilai sosial yang semakin memprioritaskan pencapaian karier.
Selain itu, kondisi sosial-ekonomi seperti kesenjangan sosial, terbatasnya pendapatan, dan rendahnya kualitas pendidikan juga telah membuat masyarakat enggan memiliki anak.
Meskipun pemerintah menginginkan lebih banyak bayi, membesarkan keluarga bukanlah tugas yang mudah bagi masyarakat awam Thailand.
Pasalnya, hal tersebut tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya hidup atau permintaan kedua orangtua untuk bekerja.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, Populasi Jepang Menurun di Seluruh Prefektur, Jumlah Warga Asing Meningkat
Pandangan Phanphaka tersebut juga didukung dengan data yang menunjukkan adanya jumlah kelahiran di Thailand yang anjlok ke rekor terendah dalam 74 tahun terakhir pada 2022.
Salah satu faktornya adalah jumlah lanjut usia (lansia) di Thailand mencapai seperlima dari total penduduknya.