Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kematian Pasien Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Disebabkan Komorbid Berat

Kompas.com - 24/11/2023, 07:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satu pasien cacar monyet atau Mpox meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif selama dua minggu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Ini merupakan kematian pertama sejak kasus cacar monyet pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Agustus 2022.

Kendati demikian, spesialis penyakit dalam RSCM Lie Khie Chen mengatakan, penyebab pasien meninggal bukanlah cacar monyet.

"Ada satu kasus di RSCM meninggal, tapi bukan karena Mpox, tapi karena penyebab lain yang sangat kompleks," ucap Lie Khie Chen dalam konferensi pers daring, Kamis (23/11/2023).

Lantas, bagaimana kronologi kasus kematian pasien cacar monyet pertama di Tanah Air?

Baca juga: 6 Kelompok Orang yang Perlu Lakukan Tes Cacar Monyet, Tidak Harus Pernah Berhubungan Seksual


Baca juga: Cacar Monyet Muncul di Bandung dan Tangerang, Bagaimana Penularannya?

Kronologi kematian cacar monyet pertama

Lie Khie Chen mengungkapkan, saat dirujuk ke RSCM Jakarta, pasien sudah masuk dengan kondisi komorbid berat.

Sebelumnya, pasien sudah dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dan rumah sakit lainnya selama kurang lebih 3-4 minggu.

Pasien kemudian dirujuk ke RSCM karena memiliki masalah di pencernaan, yakni sumbatan pada usus.

Kondisi yang sama juga mengharuskan pasien yang bersangkutan untuk menjalani operasi di RSCM.

"Pascaoperasi kondisi pasien cukup stabil," terang Lie Khie Chen.

Baca juga: Sederet Mitos dan Fakta Seputar Cacar Monyet yang Wajib Diketahui

Kasus cacar monyet di Indonesia tembus 57 kasus. Kasus cacar monyet di Indonesia tembus 57 kasus.

Menurutnya, saat itu, pasien juga positif terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) dengan CD4 sangat rendah.

CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit, yang menjadi bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Dilansir dari laman Yayasan Spiritia, infeksi HIV menyebabkan jumlah sel CD4 semakin menurun, yang menandai semakin rusaknya sistem kekebalan tubuh.

Pada kondisi normal, jumlah CD4 berkisar antara 500 dan 1.600 sel per milimeter kubik. Namun, pada pasien tersebut, jumlah CD4 hanya sekitar 6 sel per milimeter kubik.

Komorbid dan kondisi lesi cacar monyet yang cukup banyak dan berat menyebabkan pasien mengalami komplikasi di paru-paru.

"Sehingga setelah dua minggu perawatan terjadi komplikasi di paru-paru dan pasien tidak tertolong," jelas Lie Khie Chen.

Baca juga: Gejala Cacar Monyet dan Kapan Seseorang Harus Menjalani Pemeriksaan?

Fatalitas kasus cacar monyet

Kasus kematian pada pasien tidak serta-merta meningkatkan fatalitas kasus cacar monyet atau Mpox.

Sebab, kondisi setiap pasien berbeda dan memiliki penyakit penyerta alias komorbid yang berbeda pula.

Catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), total ada 57 pasien terkonfirmasi Mpox di seluruh Indonesia hingga 22 November 2023.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Achmad Farchanny Tri Adryanto merinci, kasus cacar monyet didominasi di DKI jakarta sebanyak 42 pasien dan diikuti Banten sebanyak 6 kasus.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Kemenkes Ungkap Gejalanya

Ilustrasi penyakit monkeypox atau cacar monyetKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Ilustrasi penyakit monkeypox atau cacar monyet

Menyusul, kasus cacar monyet di Jawa Barat tercatat sebanyak 6 kasus, Jawa Timur sebanyak 2 kasus, serta Kepulauan Riau sebanyak 1 kasus.

"100 persen kasus berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia terbanyak pada kelompok 30-39 tahun diikuti rentang usia 25-29 tahun," ujar Farchanny.

Pasien juga dilaporkan memiliki perilaku seks banyak pasangan dan berganti-ganti, dengan orientasi seksual terbanyak Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL).

Farchanny menyebutkan, 57 pasien Mpox mayoritas disertai penyakit penyerta, dengan perincian sebagai berikut:

  • 39 pasien merupakan orang dengan HIV (ODHIV).
  • 16 pasien mengidap penyakit kelamin sifilis.
  • 2 pasien terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • 2 pasien mengidap herpes.
  • 2 pasien memiliki TBC.

Dia melanjutkan, Kemenkes telah melaksanakan langkah-langkah penanggulangan cacar monyet.

Baca juga: Apakah Orang yang Sudah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terkena Cacar Monyet?

Langkah tersebut, dimulai dari surveilans untuk penemuan kasus aktif dan penyelidikan epidemiologi, terapeutik dengan pemberian terapi sesuai gejala, serta mempersiapkan logistik antivirus.

Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi kewaspadaan Mpox kepada tenaga kesehatan dan masyarakat.

"Vaksinasi juga sudah dilakukan, dosis pertama sudah diberikan kepada 495 orang, dan menyusul dosis kedua yang sudah kita mulai pada 21 November," lanjutnya.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan, seperti praktik seks yang aman termasuk membatasi jumlah pasangan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Jika mengalami gejala mengarah Mpox seperti muncul bintik-bintik merah dan demam, segera periksakan diri fasilitas layanan kesehatan terdekat, batasi kegiatan di luar rumah serta menghindari kerumunan," tandasnya.

Baca juga: Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet, dan HIV Bersamaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com