KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengungkapkan terdapat total 38 pasien yang terkonfirmasi positif cacar monyet di Indonesia per Rabu (8/11/2023).
Diberitakan Kompas.com, Rabu (8/11/2023), DKI Jakarta menjadi wilayah dengan kasus cacar monyet terbanyak dibandingkan wilayah lain, yaitu 29 kasus.
Untuk mencegah penyebaran cacar monyet, masyarakat perlu memahami gejala cacar monyet dan kapan perlu menjalani tes atau pemeriksaan.
Baca juga: Penularan Cacar Monyet Selain Lewat Kontak Seksual
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, ada sejumlah kelompok yang perlu menjalani pemeriksaan karena rawan positif cacar monyet.
"Mereka yang punya gejala klinis seperti demam dan ada lenting (bentol) di tubuh," ujar dia kepada Kompas.com, Kamis (9/11/2023).
Berikut ini beberapa gejala penyakit cacar monyet yang perlu diketahui:
Tak hanya itu, Nadia menambahkan, orang yang melakukan kontak dekat atau pernah berhubungan dengan pasien yang positif cacar monyet juga perlu melakukan tes.
"Kalau ada gejala (perlu tes)," lanjut dia.
Seseorang yang melakukan kontak dengan pasien cacar monyet juga perlu menjalani karantina selama satu minggu untuk memastikan dia mengalami gejala penyakit tersebut atau tidak.
Selain itu, orang yang rawan terkena virus cacar monyet yaitu kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL), orang yang berganti pasangan seksual, pekerja seks komersial, ataupun tenaga kesehatan yang abai dengan perlindungan dirinya saat memeriksa pasien.
Baca juga: Kemenkes Sebut Belum Ada Obat Spesifik untuk Cacar Monyet, Bagaimana Pengobatannya?