Dinda mengatakan, deteksi kanker leher rahim umumnya hanya diterapkan untuk seorang wanita yang sudah menikah atau aktif secara seksual.
"Iya betul (untuk wanita yang aktif secara seksual)," kata dia.
Baca juga: Mengenal Kanker Serviks: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Terpisah, spesialis kandungan dan kebidanan RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susanto mengatakan, pengambilan sampel mandiri dapat membantu mencapai target global 70 persen cakupan skrining pada 2030.
"Perempuan mungkin merasa lebih nyaman mengambil sampel mereka sendiri dibandingkan menemui petugas kesehatan untuk melakukan skrining kanker serviks," kata Indra, saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
Tes usap vagina adalah cara mudah untuk mengumpulkan sampel pemeriksaan serviks yang memungkinkan wanita melakukannya sendiri di area pribadi atau kamar mandi.
Dengan tes ini, wanita yang aktif secara seksual akan mengambil sampel lendir dari vagina tanpa perlu sampai ke leher rahim.
"Ini cepat dan mudah, tapi sedikit menimbulkan ketidaknyamanan," lanjut Indra.
Baca juga: Vaksin Kanker Serviks HPV Gratis, Siapa Saja yang Akan Menerima?
Dia menerangkan, sebuah penelitian yang melibatkan ribuan wanita di China menyimpulkan, sensitivitas pengujian HPV secara mandiri lebih baik daripada tes HPV di laboratorium.
Cara ini juga lebih unggul dibandingkan sensitivitas inspeksi visual asetat, cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.
"Meski spesifisitas self test lebih rendah dibandingkan wanita tersebut periksa ke fasyankes, tetapi tes HPV mandiri dapat melengkapi program skrining yang ada saat ini," ungkapnya.
Sebab, keberadaan tes HPV secara mandiri dapat meningkatkan cakupan populasi yang tidak memiliki akses mudah terhadap skrining berbasis sitologi yang komprehensif.
Baca juga: Vaksin Kanker Serviks Gratis Bakal Sasar Anak SD, Kapan Dimulai?
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyediakan tes deteksi kanker serviks gratis di puskesmas.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, layanan kesehatan gratis ini dapat diakses di semua puskesmas yang ada di Daerah Ibu Kota (DKI) Jakarta.