Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Optimisasi Keterlibatan Publik: Strategi Efektif Pemerintah dalam Era Media Sosial

Kompas.com - 06/11/2023, 15:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Graham (2014) mengamati bahwa pemerintah biasanya mengandalkan media massa tradisional seperti televisi dan surat kabar untuk memberikan informasi kepada masyarakat.

Praktisi PR Pemerintah selama ini secara teratur memberikan kesempatan wawancara kepada media dan mengirimkan rilis berita ke media cetak, televisi, dan radio.

Media tradisional tetap penting karena berfungsi sebagai penentu agenda (McCombs & Shaw, 1972) dan menyediakan kerangka berpikir bagi masyarakat.

Namun kini, media siniar (podcast) juga menjadi salah satu pilihan bagi pejabat pemerintah untuk berkomunikasi dengan publik. Bahkan, mereka kini menggunakan kombinasi media tradisional dan media sosial untuk berkomunikasi dan mendengarkan warga.

Mengukur efektifitas pesan di Medsos

Mengukur Efektifitas Kinerja Komunikasi merupakan tantangan dalam keterlibatan masyarakat dalam pemerintahan. Hal ini disebabkan kurangnya alat pengukuran empiris seperti skala dan variabel.

Ini memberikan peluang bagi penelitian masa depan untuk lebih fokus pada peningkatan metode pengukuran dan menggeser fokus dari deskripsi semata.

Program manajemen kinerja yang dikembangkan dengan baik membantu mengatasi masalah kinerja individu dan organisasi yang diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya berorientasi hasil yang sehat dan efektif.

Manajemen kinerja yang efektif akan membantu organisasi Pemerintah meningkatkan kinerja individu, mendorong pengembangan sumber daya manusia, memonitor secara berkelanjutan, dan meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Saat ini, Pemerintah aktif memantau media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan platform lainnya untuk mengukur reaksi dan sentimen publik terhadap kebijakan dan program pemerintah.

Mereka dapat menggunakan alat analitik media sosial untuk melacak jumlah unggahan, komentar, like, dan retweet, serta mengidentifikasi kata kunci yang sering muncul dalam percakapan.

Interaksi langsung dengan warga melalui media sosial juga dipantau dan diukur untuk memahami respons masyarakat terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah.

Instansi pemerintah kini secara rutin mengembangkan rencana manajemen kinerja yang tidak hanya berfokus pada karyawan individu, tetapi juga pada tim, program, proses, dan organisasi secara keseluruhan.

Tingkat pengukuran

Tingkat mengukur keterlibatan publik memiliki tiga tingkatan. Pertama, tingkat informasi, di mana media memegang peran penting dalam menyampaikan pesan pemerintah kepada masyarakat umum.

Pemantauan media adalah suatu pendekatan dalam pemantauan dan evaluasi yang membantu memantau pesan, pengumuman, atau peristiwa penting yang muncul di media, serta dampak potensialnya terhadap kesadaran, sikap, dan perilaku keterlibatan masyarakat.

Agenda publik yang menjadi perhatian luas sudah pasti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pengukuran di tingkat pertama ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com