Ungkapan kekecewaan juga dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto.
Ia mengaku sedih lantaran partainya ditinggal oleh Jokowi. Padahal, banyak dukungan yang diberikan PDI-P sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini," kata Hasto, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (29/10/2023).
Hasto mengungkapkan, banyak pendukung PDI-P di akar rumput tak percaya bahwa Jokowi telah berpaling dari partai berlambang banteng itu.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," ujarnya.
Baca juga: Soal Isu Mega-Jokowi Pecah Kongsi, PDI-P: Ibu padahal Senyum-senyum, Gusti Ora Sare
Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo pun turut angkat bicara terkait keputusan Gibran ini.
Ia meminta agar Gibran mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) ke kantor DPC PDI-P Solo.
"Ketika beliau Mas Gibran mau mencalonkan sebagai wali kota kan syaratnya harus punya KTA PDI-P, 9 September 2019 saya enggak lupa, (Gibran) datang ke DPC, dibuatkan, selesai jadi. Paginya untuk mendaftar ke DPD," kata Rudi, dikutip dari Kompas.com (28/10/2023).
Selain mengembalikan KTA, mantan Wali Kota Solo dua periode ini juga meminta agar Gibran membuat surat pengunduran diri.
"Mohon datang kelihatan mukanya, pulang kelihatan punggungnya," jelas dia.
(Sumber: Kompas.com/Irfan Kamil, Nicholas Ryan Aditya, Ardito Ramadhan, Labib Zamani | Editor: Sabrina Asril, Novianti Setuningsih, Irfan Maullana, Robertinus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.