Dilansir dari laman Indy Language Center, salah satu faktor yang membuat China menjadi negeri dengan banyak dialek adalah karena ukuran geografisnya yang sangat luas.
Pada akhir masa Dinasti Ming (1368–1644), ibu kota China berpindah dari Nanjing di selatan ke Beijing di utara, dan tetap berada di sana selama Dinasti Qing (1644–1912).
Karena Mandarin didasarkan pada dialek Beijing, itu secara alami muncul sebagai bahasa bagi kelas penguasa.
Baca juga: Sejarah Runtuhnya Uni Soviet dan Kemerdekaan Negara-negara Pecahannya
Mandarin menghilangkan beberapa bunyi yang sulit diucapkan dari dialek Beijing dan memudahkan orang-orang di wilayah China yang lain untuk berbicara.
Ketika Dinasti Qing jatuh pada tahun 1912, Republik China mempertahankan dialek Mandarin sebagai bahasa resmi.
Namanya diubah menjadi “Putonghua” pada tahun 1955 oleh pemerintah Republik Rakyat China.
Baca juga: Perbedaan Format File JPG dan PNG, Mana yang Lebih Baik?
Jadi kesimpulannya adalah Bahasa China merupakan bahasa, sedangkan Mandarin adalah dialek, atau salah satu versi dari bahasa China. Sama seperti dialek Shanghai, Kanton, dan lain-lain.
Anggapan bahwa Mandarin sama dengan bahasa China adalah karena dialek ini merupakan yang paling banyak digunakan di China, dan menjadi bahasa resmi.
Terlebih, bahasa China dengan dialek Mandarin menjadi salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.