Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepiting Salju "Menghilang" dari Lepas Pantai Alaska, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 20/10/2023, 18:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Gelombang panas memengaruhi metabolisme kepiting

Dalam penelitian juga terungkap, suhu air hangat yang disebabkan oleh gelombang panas mungkin memengaruhi metabolisme kepiting dan meningkatkan kebutuhan kalori kepiting.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kebutuhan energi kepiting salju meningkat dua kali lipat ketika suhu air naik dari 32 derajat menjadi 37,4 derajat Fahrenheit (0-3 derajat Celsius).

Lonjakan suhu ini setara dengan perubahan yang dialami kepiting salju remaja dari tahun 2017 hingga 2018 yang hidup di perairan dingin dan bermigrasi ke tempat yang lebih hangat saat mereka dewasa.

Peningkatan kebutuhan kalori kepiting salju tercermin dari perubahan ukuran tubuh antara 2017 dan 2018, dengan kepiting yang lebih kecil tertangkap selama survei setelah gelombang panas dimulai.

Selain itu, kepiting salju juga menjadi korban dari waktu yang buruk. Ini lantaran, pada saat gelombang panas terjadi, populasi kepiting di Laut Bering bagian timur melonjak.

Di mana, banyaknya populasi kepiting tersebut ditambah dengan kebutuhan kalori yang lebih tinggi terbukti menjadi faktor utama penyebab kematian mereka.

Sementara itu, faktor-faktor lain seperti pemangsaan oleh ikan kod Pasifik (Gadus macrocephalus), kanibalisme kepiting yang lebih kecil oleh kepiting yang lebih besar, penangkapan ikan, dan penyakit kemungkinan besar berkontribusi pada peristiwa kematian.

Akan tetapi suhu dan kepadatan populasi merupakan variabel utama dalam keruntuhan baru-baru ini, menurut penelitian tesebut.

Efek dari suhu laut yang meningkat dengan cepat dan gelombang panas yang lebih sering terjadi sebagai respons terhadap perubahan iklim sulit untuk diprediksi. Namun, kematian kepiting salju adalah contoh utama seberapa cepat prospek dapat berubah untuk suatu populasi.

Sementara itu, di masa depan kepiting salju di Laut Bering bagian timur sangat tidak pasti, karena mereka belum pulih dari peristiwa kematian.

"Masalah yang saat ini dihadapi di Laut Bering menjadi pertanda masalah yang harus dihadapi secara global," tulis para peneliti.

"Hilangnya kepiting salju akan menjadi pukulan telak bagi fungsi beberapa komunitas di pedesaan Alaska, seperti yang ada di Pulau St Paul, yang sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh dari penangkapan dan pengolahan kepiting salju," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com