Sebelumnya, Chakdaha Biggyan o Sanskritik Sanstha (CBSS), organisasi ilmiah yang berfokus pada berbagai jenis ular mengunjungi desa untuk membicarakan masalah ini dengan pemerintah setempat.
Anggota CBSS, Bibartan Bhattacharjee mengatakan, mereka menyarankan petugas Departemen Kehutanan untuk melepaskan ular sakhamuti atau Bungarus fasciatus di kawasan ini.
"Melepaskan ular sakhamuti, yang tidak terlalu berbisa tetapi merupakan musuh kalas, dapat menjadi cara untuk melenyapkan kalas," kata Bhattacharjee, dilansir dari News from Nadia, Senin (18/9/2023).
"Kami telah meminta otoritas kehutanan untuk mempertimbangkan usulan kami," sambungnya.
Meski musuh ular kalas, Bhattacharya mengatakan, belum ada laporan kematian manusia akibat gigitan ular sakhamuti.
"Masyarakat perlu tahu bahwa ular ini merupakan ancaman bagi kalas," kata dia.
Namun, dia melanjutkan, penting untuk membersihkan semak-semak yang dapat menjadi sarang ular di kawasan tersebut.
Baca juga: 150 Benda seperti Mur, Baut, dan Earphone Ditemukan di Usus Pria India
Sementara itu, dikutip dari Times of India, Kamis (13/6/2023), sama seperti ular lain, ular kalas lebih aktif pada malam hari.
Ular ini membawa racun neurotoksik yang dapat mengganggu dan merusak fungsi sistem saraf pusat atau sistem saraf tepi manusia.
Gigitan ular kalas dapat menyebabkan kematian jika korban tak segera mendapat perawatan medis yang tepat.
Namun demikian, jenis ular ini biasanya tidak akan menyerang manusia tanpa adanya provokasi.
Baca juga: Kisah Penyelamatan Bocah 3 Tahun yang Jatuh ke Sumur Sedalam 12 Meter di India
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.