Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kondisi Pendidikan Indonesia Saat Ini?

Kompas.com - 16/10/2023, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Salah satu indikator untuk mengukur kemajuan suatu negara dapat dilihat melalui kualitas pendidikan formalnya. Hal ini karena pendidikan dapat mencerminkan tingkah laku, sikap, dan sifat masyarakatnya melalui penerapan ilmu pada kehidupan sehari-hari.

Hal inilah yang diamini oleh Dian Sastrowardoyo dan Marchella FP. Dalam siniar Beginu episode “Upaya Perubahan Melalui Pendidikan” dengan tautan s.id/BeginuPendidikan, keduanya menganggap pendidikan adalah upaya perubahan, bagi suatu individu yang kemudian berdampak pada negara.

Semua orang memiliki pendapatnya masing-masing terhadap pendidikan. Begitu pula aktris dan penyanyi lulusan Universitas Oxford, Maudy Ayunda, yang perkataannya beberapa waktu lalu sempat ramai karena ia ingin mengubah format soal pilihan ganda menjadi opsi terbuka.

Namun, melihat situasi pendidikan Indonesia yang rasanya masih jauh dari Finlandia, bahkan Singapura, apakah sikap optimisme ini dapat terlaksana?

Apa yang dikatakan Maudy tidaklah salah karena pada dasarnya jawaban terbuka dapat melatih pemikiran kritis para siswa.

Sayangnya, masalah pendidikan di Indonesia yang harus dihadapi sekarang bukan hanya soal pilihan ganda yang diubah jadi jawaban terbuka, melainkan masalah sistemik yang masih sulit dipecahkan.

Baca juga: Mengapa Anak Muda Harus Memiliki Kesadaran Politik?

Melansir Kompas.id, meskipun saat ini pendidikan Indonesia mengalami banyak kemajuan, namun upayanya masih belum maksimal.

Hal ini terkendala masalah-masalah, seperti kurangnya kesejahteraan tenaga pengajar, minimnya akses terhadap pendidikan, hingga rendahnya tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat.

Mirisnya Nasib Guru di Indonesia

Dalam laporan BPS mengenai situasi pendidikan di Indonesia pada 2022, jumlah guru pun menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Statistik penurunan paling banyak terjadi pada jenjang sekolah dasar karena terdapat 78 ribu guru yang sudah tak terdaftar di Kemendikbudristek.

Padahal, keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari keberadaan seorang guru dalam melakukan pengajaran.

Bahkan, isu tentang pentingnya keberadaan seorang guru dalam mendukung proses pembelajaran tercantum dalam salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), yaitu ingin meningkatkan pasokan guru yang berkualitas.

Akan tetapi, kenyataannya, banyak guru yang masih belum mendapat apresiasi layak. Salah satu cerita, Desi (48) yang telah mengabdi menjadi guru honorer di salah satu SDN wilayah Bandung selama 14 tahun, namun upah tertingginya hanya mencapai angka satu jutaan.

Selama mengajar itulah, Desi telah memberikan dan memotivasi murid-muridnya untuk mau berkembang agar mampu bersaing menjadi orang yang lebih baik. Mirisnya, ucapan Desi pun tak berbalik kepada dirinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com