Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Efek Samping Semangka Kuning, Waspada Gula Darah Naik!

Kompas.com - 16/10/2023, 06:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Efek samping semangka kuning ini dipicu tingginya kandungan FODMAP, sekelompok karbohidrat rantai pendek yang tidak dapat dicerna atau diserap secara perlahan di usus kecil.

Sesuai akronimnya, kelompok FODMAP sendiri terdiri dari oligosakarida, disakarida, monosakarida, serta poliol.

Tak hanya itu, asupan FODMAP tinggi juga dapat memicu gejala sindrom iritasi usus besar, serta memperburuk penyakit refluks gastroesofagus atau GERD pada orang sehat.

Baca juga: Bantu Turunkan Kolesterol, Ketahui 3 Potensi Efek Samping Jambu Biji bagi Kesehatan

4. Warna kulit berubah

Semangka kuning mengandung beta karoten, salah satu jenis pigmen karotenoid yang banyak ditemukan pada makanan nabati berwarna kuning, oranye, dan merah.

Melalui proses metabolisme dalam tubuh, beta karoten akan diubah menjadi vitamin A, yang baik bagi kesehatan, terutama mata.

Namun, mengonsumsi beta karoten dalam jumlah besar dapat mengubah warna kulit menjadi oranye atau kekuningan.

Kondisi bernama karotenemia atau karotenodermia ini terjadi jika seseorang mengonsumsi lebih dari 30 miligram beta karoten per hari.

Untungnya, perubahan warna ini tidak berbahaya atau memerlukan perawatan medis. Seiring waktu, warna kulit yang kekuningan akan kembali normal setelah berhenti mengonsumsi beta karoten.

Baca juga: Dijuluki Superfood, Brokoli Punya Sejumlah Efek Samping bagi Tubuh

5. Potensi hiperkalemia

Semangka kuning terkenal dengan kandungan kalium atau potasium, salah satu nutrisi penting bagi kesehatan.

Kehadiran kalium dalam tubuh membantu menjaga fungsi elektrolit, kesehatan jantung, serta menguatkan tulang dan otot.

Terlalu banyak kalium dalam darah berpotensi menyebabkan hiperkalemia, dengan gejala detak jantung lambat, tekanan darah rendah, serta otot lemah.

Namun, seseorang harus mengonsumsi semangka kuning utuh agar kalium yang masuk ke tubuh melebihi jumlah yang disarankan.

Kendati demikian, pada orang tanpa penyakit ginjal, tubuh akan beradaptasi dengan mengeluarkan kelebihan kalium melalui urine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com