Lebih lanjut Ismiralda mengungkapkan bahwa dosis yang terlalu tinggi dan terlalu sering memang akan memberikan dampak yang tidak baik.
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat bisa lebih berhati-hati jika ada yang menawarkan obat suntik putih instan.
Hal ini lantaran, biasanya obat atau suntik putih tersebut berisiko mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti merkuri yang dapat memicu terjadinya kanker dan kerusakan organ.
"Apapun yang akan dilakukan pada tubuh kita sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu ke ahlinya. Jangan sembarangan membeli obat sendiri atau melakukan perawatan dan pengobatan dari orang yang tidak kompeten. Jadilah konsumen yang cerdas," terang dia.
Baca juga: Ramai soal Bintik-bintik Merah di Kulit, Benarkah Menandakan Autoimun? Ini Penjelasan Dokter
Ismiralda melanjutkan, penyakit autoimun umumnya disebabkan karena adanya kelainan genetik. Meski begitu, penyakit ini dapat dipicu oleh berbagai macam hal (multifaktorial).
Autoimun terjadi akibat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya sendiri.
Autoimun dapat berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dalam menilai sel sehat yang ada dalam tubuh dan justru menganggapnya sebagai zat asing.
Ismiralda mengatakan bahwa tanda dan gejala dari autoimun sendiri berbeda-beda, tergantung dari organ mana yang terkena.
"Tandanya beda-beda tergantung bagian atau organ yang terkena. Penyakit autoimun di kulit mulai dari psoriasis, penfigus, lupus, skleroderma, dan lainnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.