Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Cancel Culture? Berikut Pengertian dan Dampaknya

Kompas.com - 14/10/2023, 18:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Cancel culture merupakan sebuah istilah yang belakangan ini ramai dibicarakan, terutama di jagat maya.

Secara harfiah, cancel culture dapat diartikan sebagai ”budaya membatalkan”, meski makna sebenarnya lebih dalam daripada itu.

Secara sederhana, istilah ini merujuk pada perilaku ”membatalkan”, memboikot, atau menghukum seseorang maupun kelompok akibat tindakan mereka yang (dianggap) salah.

Dikutip dari laman New York Timer, awal abad ke-21, sebuah frasa muncul dalam bahasa gaul China, renrou sousuo, menggambarkan sekelompok netizen yang berkumpul untuk mencari informasi tentang objek dan tokoh yang mereka minati.

Baca juga: Apa Itu Komunisme dan Kenapa Lambangnya Palu dan Sabit?

Pada awalnya Itu hanya saluran untuk fandom. Namun tak lama kemudian perhatian beralih ke tayangan orang-orang yang dianggap melakukan kesalahan atau menunjukkan kekurangan moral.

Setelah para “pelanggar” teridentifikasi dan data pribadinya terungkap secara online, mereka diburu, dihakimi secara verbal, dan secara efektif dikeluarkan dari komunitas.

Di Amerika Serikat (AS) kemudian fenomena yang serupa dikenal sebagai cancel culture (budaya pembatalan).

Istilah ini diterapkan secara acak pada insiden-insiden baik online maupun offline, mulai dari main hakim sendiri, perdebatan sengit, hingga penguntitan, intimidasi, dan pelecehan.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Anabolisme? Berikut Pengertian dan Fungsinya

Mereka yang menganut gagasan “pembatalan” menginginkan lebih dari sekedar permintaan maaf dan pengakuan kesalahan.

Tidak selalu jelas apakah tujuannya adalah untuk memperbaiki kesalahan tertentu, hal itu justru terlihat seperti melampiaskan dendam sebagai sebuah cara.

Dilansir dari laman Insider, cancel culture muncul dalam kesadaran kolektif sekitar tahun 2017, setelah kepopuleran gagasan "cancel" terhadap selebriti atas tindakan atau pernyataan bermasalah.

Gagasan cancel (pembatalan) sendiri merupakan "boikot budaya" terhadap selebriti, merek, perusahaan, atau konsep tertentu.

Istilah cancel telah digunakan dalam bahasa sehari-hari selama lebih dari satu dekade, sedangkan cancel culture adalah istilah yang jauh lebih baru.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Menopause? Berikut Pengertian dan Gejalanya

Dampak fenomena cancel culture

Ilustrasi dampak fenomena cancel culture.Unsplash/Markus Winkler Ilustrasi dampak fenomena cancel culture.

Adanya fenomena sosial seperti cancel culture tentu memiliki pengaruh atau dampak yang baik maupun buruk.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com