Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga yang Tumbuh di Antartika Disebut sebagai Pertanda Buruk, Benarkah?

Kompas.com - 24/09/2023, 09:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Benua Antartika merupakan salah satu tempat terdingin di dunia yang permukaannya ditutupi es.

Namun, sebuah unggahan di media sosial menyebut, kini muncul bunga-bunga yang tumbuh di Antartika. Tumbuhnya bunga ini disebut bukan berita yang baik.

Unggahan tersebut pertama kali dibagikan akun X (dulu Twitter) @dailyloud, Jumat (22/9/2023).

Dalam unggahan tersebut tertulis, bunga yang bermekaran di Antartika berkaitan dengan dampak pemanasan global.

Hingga Minggu (24/9/2023), unggahan tersebut telah tayang sebanyak 13,1 juta kali dan disukai 63.600 warganet.

Dilansir dari Sports Keeda (23/9/2023), foto dalam unggahan X tersebut adalah bunga-bunga yang tumbuh di Greenland, Amerika Utara dan bukan di Antartika.

Meski begitu, faktanya, penelitian membuktikan bahwa bunga-bunga yang bermekaran di Antartika memang menunjukkan kondisi lingkungan buruk akibat pemanasan global.

Baca juga: Ini yang Bakal Terjadi jika Gletser Kiamat di Antartika Runtuh


Bunga yang tumbuh di Antartika

Sebagai wilayah yang penuh es, hanya ada dua jenis tanaman berbunga asli yang tumbuh di Benua Antartika yakni rumput rambut antartika (Deschampsia antarctica) serta lumut mutiara antartika (Colobanthus quitensis).

Diberitakan Kompas.com (7/8/2021), kedua tanaman ini tumbuh di Kepulauan Orkney Selatan, Kepulauan Shetland Selatan, serta sepanjang Semenanjung Antartika Barat.

Lalu pada 2017, ilmuwan India dari Central University of Punjab menemukan spesies lumut baru yang diberi nama Bryum bharatiensis.

Tanaman ini berkembang biak dan bertahan hidup di kawasan bersuhu ekstrem. Tanaman akan memanfaatkan kotoran penguin yang kaya nitrogen dan nutrisi untuk tumbuh.

Tanaman tersebut akan tumbuh dengan baik berkat sinar Matahari. Karena itu, tanaman akan tumbuh di musim panas saat suhu Antartika menjadi lebih hangat.

Baca juga: Lubang Ozon di Antartika Disebutkan Makin Membesar dan Membuat Rekor, Apa Dampaknya bagi Kehidupan?

Mekar lebih cepat karena suhu hangat

Retakan di bagian depan Lapisan Es Getz setinggi 60 meter di Antartika. Foto ini NASA pada tahun 2016, menunjukkan gunung es kemungkinan besar akan pecah.NASA/GSFC/OIB Retakan di bagian depan Lapisan Es Getz setinggi 60 meter di Antartika. Foto ini NASA pada tahun 2016, menunjukkan gunung es kemungkinan besar akan pecah.
Tanaman di Antartika membutuhkan suhu hangat di musim panas untuk bisa tumbuh. Sehingga bunga yang mekar lebih cepat dari waktunya memang menandakan pemanasan iklim.

Dilansir dari New Scientist (14/2/2022), para ilmuwan mengamati bunga tumbuh lebih cepat di Antartika.

Nicoletta Cannone dan rekan-rekannya dari Universitas Insubria, Italia mencatat pertumbuhan tanaman Deschampsia antarctica dan Colobanthus quitsis di Pulau Signy, Antartika dari 2009 hingga 2019.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com