Hujan yang terjadi di Titan merupakan fenomena turunnya metana es, di mana Bulan ini memiliki siklus metana seperti halnya siklus air di Bumi.
Metana mengisi danau di Titan, lalu menguap menjadi awan. Setelah itu, turunlah hujan dan siklus dimulai dari awal lagi.
Adapun, metana berada dalam bentuk cair di Titan karena suhu permukaannya sangat dingin, yaitu minus 179 derajat Celsius.
Di Titan, Anda juga bisa menemukan pegunungan es yang padat.
Baca juga: Apakah Fenomena Aurora Bisa Terjadi di Planet Lain? Berikut Penjelasannya
Dilansir dari ZM Science, hujan unik lainnya juga bisa ditemukan di planet HD 189733b yang berada di luar Tata Surya.
Planet yang dijuluki sebagai Jupiter panas tersebut ditemukan pada 2005 dan berjarak 63 tahun cahaya dari Tata Surya.
HD 189733b punya fenomena hujan yang unik karena peneliti menduga hujan di planet ini terjadi secara horizontal bukan vertikal.
Hal tersebut disebabkan oleh kecepatan angin yang sangat kencang dan suhu yang diperkirakan lebih dari 1000 derajat Celsius.
Peneliti juga pernah menemukan warna biru pada HD 189733b yang diyakini sebagai partikel silikat atau bahan pembuat kaca alami.
Astronom NASA misalnya, percaya bahwa planet itu memiliki suhu terik sekitar dua kali lebih tinggi daripada Venus.
Bisa dipastikan HD 189733b punya atmosfer yang kering dan kemungkinan tidak ada air di permukaannya.
Namun, ada kemungkinan kandungan kondensat di atmosfernya, magnesium silikat (MgSiO3), yang menghujani HD 189733b sebagai pecahan-pecahan padat.
Baca juga: Viral, Unggahan Sebut Malam Ini Ada Parade 5 Planet Sejajar, Benarkah?
Neptunus juga mengalami hujan berlian seperti halnya yang terjadi di Saturnus.
Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus dan berbeda dengan planet gas raksasa seperti Saturnus dan Jupiter.
Atmosfer Neptunus sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, bersama dengan jejak hidrokarbon dan kemungkinan nitrogen.
Namun, atmosfer Neptunus mengandung lebih banyak es seperti air, amonia, dan metana.
Cuaca Neptunus dicirikan oleh sistem badai yang sangat dinamis dan dahsyat, dengan angin mencapai kecepatan hampir 2160 km/jam.
Kandungan metana, etana, dan etin yang melimpah di ekuator Neptunus 10-100 kali lebih besar daripada di kutub.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.