Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adakah Hujan di Planet Lain?

Kompas.com - 17/09/2023, 07:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan berupa air merupakan fenomena alam yang umum terjadi di belahan Bumi manapun, terutama ketika musim hujan tiba.

Sebagian wilayah Bumi juga sering diguyur hujan es yang biasanya terjadi ketika cuaca ekstrem.

Namun, bagaimana dengan planet lain, apakah ada juga fenomena hujan terjadi di sana?

Ternyata di luar Bumi, terjadinya hujan bukan disebabkan oleh uap-uap air yang berkumpul menjadi awan lalu turun dalam wujud tetesan air.

Hujan di planet lain disebabkan oleh reaksi antara molekul tertentu dengan tinggi atau rendahnya suhu atmosfer.

Baca juga: Mengenal 5 Planet Kerdil di Tata Surya, Apa Saja?

1. Hujan berlian di Saturnus

Saturnus, planet di Tata Surya yang berjarak sekitar 1,4 miliar kilometer dari Bumi, punya fenomena hujan yang unik.

Di sana, sering terjadi hujan berlian. Fenomena ini diawali dari badai petir yang sangat kuat dengan sambaran 10 petir per detik.

Saat badai petir terjadi, ada pula temperatur yang sangat panas yang dapat menyebabkan molekul metana di atmosfernya pecah.

Dilansir dari How Stuff Works (26/7/2023), kondisi tersebut menyebabkan atom-atom karbon melayang bebas dan mulai berjatuhan ke daratan.

Atom-atom tersebut berubah menjadi grafit saat bergerak melalui atmosfer Saturnus yang padat dan berlapis-lapis hingga akhirnya terkena tekanan tinggi dan pecah menjadi potongan-potongan berlian kecil.

Baca juga: Apa Itu Planet Kerdil? Berikut Pengertian dan Contohnya

2. Hujan asam sulfat di Venus

Venus juga memiliki fenomena hujan yang tidak kalah menariknya. Di planet berjuluk bintang kejora ini, Anda bisa menemukan hujan asam sulfat.

Hal tersebut dapat terjadi karena atmosfer Venus dipenuhi dengan awan asam sulfat.

Namun, karena permukaan planet ini bersuhu sekitar 480 derajat Celcius, hujan asam sulfat hanya mencapai jarak 25 kilometer dari permukaan sebelum kandungan ini menjadi gas.

Baca juga: Apakah Pluto adalah Sebuah Planet? Berikut Penjelasannya

Ilustrasi planet Venus. SHUTTERSTOCK/NASA images Ilustrasi planet Venus.

3. Hujan metana di Titan

Titan sebenarnya bukan planet. Titan merupakan bulan terbesar milik Saturnus.

Kendati demikian, di Titan dapat ditemukan pula fenomena hujan unik seperti yang terjadi di planet-planet lainnya.

Hujan yang terjadi di Titan merupakan fenomena turunnya metana es, di mana Bulan ini memiliki siklus metana seperti halnya siklus air di Bumi.

Metana mengisi danau di Titan, lalu menguap menjadi awan. Setelah itu, turunlah hujan dan siklus dimulai dari awal lagi.

Adapun, metana berada dalam bentuk cair di Titan karena suhu permukaannya sangat dingin, yaitu minus 179 derajat Celsius.

Di Titan, Anda juga bisa menemukan pegunungan es yang padat.

Baca juga: Apakah Fenomena Aurora Bisa Terjadi di Planet Lain? Berikut Penjelasannya

4. Hujan horizontal di planet HD 189733b

Dilansir dari ZM Science, hujan unik lainnya juga bisa ditemukan di planet HD 189733b yang berada di luar Tata Surya.

Planet yang dijuluki sebagai Jupiter panas tersebut ditemukan pada 2005 dan berjarak 63 tahun cahaya dari Tata Surya.

HD 189733b punya fenomena hujan yang unik karena peneliti menduga hujan di planet ini terjadi secara horizontal bukan vertikal.

Hal tersebut disebabkan oleh kecepatan angin yang sangat kencang dan suhu yang diperkirakan lebih dari 1000 derajat Celsius.

Peneliti juga pernah menemukan warna biru pada HD 189733b yang diyakini sebagai partikel silikat atau bahan pembuat kaca alami.

Astronom NASA misalnya, percaya bahwa planet itu memiliki suhu terik sekitar dua kali lebih tinggi daripada Venus.

Bisa dipastikan HD 189733b punya atmosfer yang kering dan kemungkinan tidak ada air di permukaannya.

Namun, ada kemungkinan kandungan kondensat di atmosfernya, magnesium silikat (MgSiO3), yang menghujani HD 189733b sebagai pecahan-pecahan padat.

Baca juga: Viral, Unggahan Sebut Malam Ini Ada Parade 5 Planet Sejajar, Benarkah?

5. Hujan berlian di Neptunus

Neptunus juga mengalami hujan berlian seperti halnya yang terjadi di Saturnus.

Komposisi Neptunus mirip dengan Uranus dan berbeda dengan planet gas raksasa seperti Saturnus dan Jupiter.

Atmosfer Neptunus sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, bersama dengan jejak hidrokarbon dan kemungkinan nitrogen.

Namun, atmosfer Neptunus mengandung lebih banyak es seperti air, amonia, dan metana.

Cuaca Neptunus dicirikan oleh sistem badai yang sangat dinamis dan dahsyat, dengan angin mencapai kecepatan hampir 2160 km/jam.

Kandungan metana, etana, dan etin yang melimpah di ekuator Neptunus 10-100 kali lebih besar daripada di kutub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com