Sementara itu, belahan Bumi selatan baru dapat melihat Nishimura kembali pada pertengahan Oktober 2023.
"Itu pun sudah sangat redup, tingkat terang +8," lanjutnya.
Baca juga: NASA Mengonfirmasi Inti Komet Terbesar, Ini Jaraknya dari Bumi
Terpisah, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan, komet Nishimura dapat diamati tanpa alat bantu.
Seperti bentuk komet pada umumnya, Nishimura memiliki inti berwarna kehijauan dengan penampakan ekor gas atau debu.
"Saat ini sedang mendekati Matahari. Makin lama makin terang, mungkin bisa teramati dengan mata tanpa teleskop atau binokuler," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/9/2023).
Thomas melanjutkan, komet yang baru ditemukan ini akan mencapai titik terdekat dengan Bumi pada 12 September.
Masyarakat pun dapat mengamatinya dengan mengarahkan pandangan ke langit timur di dekat titik Matahari terbit, sekitar dua jam sebelum Matahari terbit.
"Tetapi posisi yang terlalu rendah (di langit, dekat Matahari terbit) sangat menyulitkan pengamatan," terangnya.
Dia menambahkan, pengamatan juga dapat dilakukan setelah komet melewati Matahari, tepatnya sesudah 17 September 2023 di langit sebelah barat.
Saat itu, komet dapat diamati setelah waktu maghrib atau Matahari terbenam. Namun, posisi yang terlalu rendah atau di dekat titik Matahari terbenam juga akan menyulitkan pengamatan.
"Baik menjelang Matahari terbit sebelum 17 September maupun sesudah Matahari terbenam sesudah 17 September, komet yang mestinya bisa teramati akan terganggu cahaya fajar atau cahaya senja yang masih cukup terang," ungkap Thomas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.