Tumplak Wajik akan dilaksanakan selama dua hari sebelum Grebeg Maulud diadakan.
Upacara Tumplak Wajik berupa kotekan atau permainan lagu dengan kentongan.
Hal ini dilakukan dan dijadikan sebagai tanda bahwa pembuatan gunungan telah dimulai.
Lagu-lagu yang dimainkan dalam Tumplak Wajik di antaranya "Lompong Keli", "Owal Awil", dan "Tudhung Setan".
Rangkaian acara selanjutnya, yaitu Grebeg Maulud. Acara ini diselenggarakan pada 12 Rabiul Awal.
Grebeg Maulud adalah puncak acara dalam tradisi Sekaten. Pada Grebeg Maulud terdapat gunungan yang terbuat dari beras ketan, buah-buahan, makanan, dan sayur sayuran.
Gunungan ini merupakan wujud doa dan selamatan yang melambangkan kesejahteraan kerajaan. Setelah didoakan, gunungan ini akan dibagikan ke masyarakat.
Baca juga: Arti Kata Pengemis dan Sejarahnya, Berasal dari Tradisi Raja Keraton Surakarta
Sekaten sendiri mempunyai makna yang penting dalam ajaran Islam.
Dilansir dari Kompas.com (27/4/2021), Sekaten diadaptasi dari kata syahadatain yang berarti persaksian (syahadat) yang dua.
Kemudian Sekaten mengalami perluasan makna menjadi:
Baca juga: Konflik Keraton Surakarta, Terjadi Bentrok Dua Kubu Kerabat Keraton
Selama penyelenggaraan Sekaten, akan diadakan “Pasar Rakyat Kota Solo Sekaten 2023” yang berlangsung di Alun-alun Utara Solo.
Aacara tersebut akan dimeriahkan dengan konser musik, kesenian tradisional, pasar rakyat, dan permainan lainnya.
Berikut rangkaian acara Pasar Rakyat Kota Solo Sekaten 2023, dilansir dari Kompas.com, Jumat (8/9/2023):
Baca juga: 18 Kuliner Khas Solo, Bisa Dicoba Saat Libur Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.