KOMPAS.com - Konflik terjadi di Keraton Surakarta hingga terjadi bentrokan pada Jumat (23/12/2022) sekitar pukul 21.00 WIB.
Menurut keterangan saksi, keributan bermula ketika ada rombongan yang beranggotakan sekitar 50 orang datang ke Keraton Surakarta.
Dikutip dari Kompas.id, Jumat (23/12/2022), insiden itu merupakan perselisihan antara dua kubu kerabat Keraton Surakarta.
Dari insiden tersebut, dua orang cucu Pakubuwono XIII diduga mengalami penganiayaan, yakni Bendara Raden Mas (BRM) Yudhistira dan BRM Soeryo Mulyo.
Insiden bermula saat rombongan 50 orang yang terdiri dari petugas keraton dari kubu Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII dan sejumlah orang lainnya pada pukul 21.00 WIB.
Kedatangan mereka untuk menutup sejumlah pintu di kompleks keraton.
Pada beberapa titik terdapat sejumlah abdi dalem dan kerabat keraton yang juga tengah berjaga.
Tindakan itu memicu perlawanan dari kerabat keraton yang tergabung dalam Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta yang dipimpin oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandasari.
Akibat insiden tersebut dua orang cucu Pakubuwono XIII diduga mengalami penganiayaan yakni Bendara Raden Mas (BRM) Yudhistira dan BRM Soeryo Mulyo.
Bahkan, BRM Suryo Mulyo sempat ditodong oleh seseorang dengan pistol dalam insiden tersebut.
"Penyebabnya saya tidak tahu. Tiba-tiba sekitar 50 orang mau masuk, mengunci pintu Kamandungan. Terus dicegah sama Y keponakan saya, dipukulin terus. Sama keponakan saya juga SS, ditodong pistol," kata putri kedua Sri Susuhunan Pakubuwana XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi.
Tak hanya itu, Gusti Devi juga mengaku mengalami luka memar di tangannya saat mencoba melawan penutupan akses masuk tersebut.
Saat kejadian, Gusti Devi yang berada di dalam mencoba menahan pintu Jolotundo agar tidak dikunci.
"Tangan saya, dipukulin pakai bambu pas melepaskan kawat. Ini saya mau visum. (Proses hukum) iya ini," katanya.