KOMPAS.com - Ponsel dan tablet semakin hari semakin marak digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak.
Teknologi smartphone digemari anak-anak lantaran dilengkapi dengan aplikasi game (permainan).
Tak jarang, aplikasi game menjadi solusi bagi orangtua untuk menenangkan anak.
Namun, para ahli memperingatkan penggunaan aplikasi game dan media sosial pada anak-anak.
Dilansir dari India Times, penelitian menunjukkan adanya hubungan antara paparan video game yang mengandung unsur kekerasan dengan peningkatan kecenderungan agresif.
Ditambah lagi, ketersediaan video game yang mengandung unsur kekerasan mudah dibagikan melalui media sosial.
Di sinilah peran orangtua menjadi penting untuk memantau penggunaan game dan media sosial pada anak-anak.
Salah satu solusi yang bisa digunakan untuk mencegah dampak buruk dari aplikasi permainan adalah dengan menerapkan screen time.
Screen time didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, menggunakan komputer/laptop, bermain video game, atau gawai.
Orangtua bisa menerapkan screen time ketika memberikan akses game pada anak-anak.
Dilansir dari Protect Young Eyes, berikut aplikasi game dan media sosial yang sebaiknya dipantau oleh orangtua:
Among Us memungkinkan pemain terhubung dengan pemain lain dari mana saja.
Hal ini tentu saja membawa risiko bahaya orang asing yang ikut memainkan game online.
Namun, Among Us memiliki verifikasi usia 18 tahun per pembaruan Maret 2021.
Setiap kali Anda membuka game ini di smartphone atau Switch, Anda harus memasukkan usia Anda.
Baca juga: Jumlah Pengguna Aktif Aplikasi Threads Anjlok, Masih Bisa Menandingi Twitter?
Ask FM mendapat sorotan karena hubungannya dengan perundungan dunia maya di seluruh dunia, terutama bagi para remaja.
Bunuh diri yang dilakukan oleh kakak adik berusia 13 dan 15 tahun dari Irlandia dikaitkan dengan komentar yang dibuat di situs Ask FM.
Setelah kasus tersebut, ada pula seorang gadis berusia 14 tahun di Inggris yang dirundung di Ask FM.
Perdana Menteri Inggris David Cameron sampai meminta para orangtua dan siswa untuk memboikot situs media sosial tersebut.
Baca juga: Cara Daftar Akun Shopee lewat Aplikasi dan Website
Kini Disney+ menyertakan konten dengan rating R dan TV-MA, bahkan di Amerika Serikat.
Namun, layanan streaming ini telah meningkatkan kontrol orangtua bagi anak-anak.
Untuk mengatur kontrol ini, Anda bisa langsung melakukannya di aplikasi sehingga memudahkan pengguna.
Aplikasi media sosial ini bisa digunakan untuk mengetahui lokasi, juga mengirim foto dan pesan, sehingga penggunaan untuk anak-anak sebaiknya di bawah pantauan orangtua.
Pendiri aplikasi After school mengatakan bahwa aplikasi ini memberikan kesempatan kepada para remaja untuk mengekspresikan diri mereka tanpa mengkhawatirkan reaksi atau dampak apa pun.
Mereka bisa mengajukan pertanyaan yang sulit dan tidak nyaman secara anonim dengan tujuan untuk mengatasi masalah seperti depresi, bagaimana cara mengungkapkan diri, atau bagaimana menavigasi tantangan sehari-hari dalam kehidupan remaja.
Hal ini berbeda dengan media sosial populer seperti Facebook atau Instagram, di mana identitas asli tercantum jelas.
Meski begitu, After School memiliki sisi minus. Beberapa pihak mengeklaim bahwa unggahan di aplikasi ini banyak yang palsu dan mengada-ada lantaran pengirimnya juga anonim.
Hal ini tentu saja bisa disalahgunakan oleh beberapa oknum yang ingin berbuat negatif.
Daftar aplikasi dan media sosial lainnya yang sebaiknya dipantau oleh orangtua bisa dicek di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.