Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kembar Mayang dalam Pernikahan Adat Jawa? Ini Arti, Makna, dan Filosofinya

Kompas.com - 10/07/2023, 18:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Namun, Tundjung menjelaskan, makna simbolis itu sekarang sudah bergeser dari ritual menjadi instrumental saja.

"Sehingga, (saat ini) makna kembar mayang hanya berfungsi dekoratif," tandasnya.

Baca juga: Mengenal Tradisi Tedak Siten, Upacara Adat Jawa Putri Aurel dan Atta

Sejarah kembar mayang

Makna kembar mayang yang menjadi simbol dalam pernikahan adat Jawa itu berkaitan pada sejarah kembar mayang itu sendiri.

Tundjung menjelaskan, dalam mitos Jawa, kembar mayang bukan hiasan dunia.

"Itu adalah milik para dewa. Kisahnya diambil dari lakon di dunia wayang di mana dulu ketika Panakawan akan menikahkan anaknya, sebagai syarat, pengantin wanita minta kembar mayang yang hanya milik para dewa," kata dia.

Oleh sebab itu, para kesatria Pandawa meminta kepada dewa untuk meminjamkan
kembar mayang demi terlaksananya pernikahan anak dari Panakawan.

Karena kembar mayang pinjaman dari para dewa, maka benda itu harus dikembalikan.

"Setiap orang Jawa yang selesai melakukan hajat pernikahan akan mengembalikan kembar mayang itu kepada dewa di kayangan melalui menaruh kembar mayang itu di perempatan jalan," terang Tundjung.

Kembar mayang tertua

Dilansir dari Makna Filosofis Kembar Mayang dalam Kehidupan Masyarakat Jawa, kembar mayang tertua di lingkungan Kraton Yogyakarta dibuat pada zaman Sri Sultan Hamengkubuwono VII, yakni pada 1906.

Kembar mayang saat itu berbentuk menyerupai pohon Kalpataru sebagaimana terlihat pada ukiran Candi Prambanan.

Menurut tinjauan sejarah, kembar mayang adalah sarana upacara adat peninggalan animisme yang telah bersinkretis dengan Hinduisme berupa media upacara.

Segala peristiwa kehidupan yang menyangkut satu formalitas peresmian dalam masyarakat
diperlukan kesaksian (tetenger).

Bentuk kembar mayang ini kemudian mengalami perubahan dengan berkembangnya zaman.

Akhir-akhir ini terjadi upaya untuk lepas dari beberapa ketentuan yang sudah menjadi tradisi, yaitu kembar mayang menjadi bentuk karya seni yang bebas dan bersifat individual.

Baca juga: Kembar Mayang, Tradisi Jawa untuk Melepas Masa Lajang

Filosofi kembar mayang

Tundjung mengungkapkan, filosofi kembar mayang bergantung pada unsur yang digunakan dalam menyusun kembar mayang itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com