Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Kurir Gagalkan Penipuan Paket, Modusnya Kirim Barang Pakai Aplikasi Lain

Kompas.com - 16/06/2023, 19:31 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi seorang kurir menggagalkan penipuan terhadap salah satu pembeli baru-baru ini ramai dibahas warganet di media sosial.

Hal tersebut bermula dari sebuah video yang diunggah akun TikTok @bagoesvlog pada Senin (12/6/2023) lalu.

Penipuan yang ia gagalkan dijalankan dengan modus mengirimkan paket dengan aplikasi yang berbeda sehingga pembeli tidak bisa mengajukan komplain atau pengembalian barang.

"Penipuan Paket Harga 800rb,beli speaker tp seller merubah nomer resi dan mengirimkan barang yg berbeda, semoga video ini bermanfaat ya," tulis pengunggah dalam keterangan video.

Hingga Jumat (16/6/2023), video kurir menggagalkan aksi penipuan paket sudah ditonton sebanyak 4,5 juta kali.

Baca juga: Viral, Video TKW Hong Kong Dikenai Denda Rp 9 Juta karena Beli Gamis Rp 200.000, Bea Cukai: Itu Penipuan

Baca juga: Ramai soal Driver Gojek yang Ditangkap karena Mengantarkan Pesanan Madu Anggur, Ini Penjelasan Polisi

Penjelasan pengunggah

Saat dikonfirmasi, pengunggah yang bernama Bagoes membenarkan bahwa kurir yang berada dalam video adalah dirinya.

Pada saat itu, ia mengirimkan paket ke Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Senin (12/6/2023).

"Kalo dari mana (alamat pengiriman) saya lupa. Kedatangan paket ke kantor tanggal 12 Juni dan diproses pengiriman hari itu juga," katanya kepada Kompas.com, Jumat (16/6/2023).

Ia mengatakan, kecurigaan mengetahui paket merupakan modus penipuan bermula ketika dirinya melihat paket, nomor resi, dan keterangan pada paket.

Bagoes menuturkan bahwa dari ukuran barang dan nomor resi, jenis paket seperti itu beberapa kali bermasalah.

Baca juga: Cerita Dini Indriani yang Kehilangan Uang di Sebuah Asuransi...

Cek ponsel pembeli

Ilustrasi modus penipuan online di WhatsApp yang marak beredar belakangan ini dengan menggunakan surat tilang palsu. KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah Ilustrasi modus penipuan online di WhatsApp yang marak beredar belakangan ini dengan menggunakan surat tilang palsu.

Setelah mengetahui ada yang tidak beres dari paket yang ia bawa, Bagoes yang sudah tiba di alamat meminta izin kepada pembeli untuk mengecek aplikasi pemesanan pada ponselnya.

Setelah dicek, diketahui bahwa status pemesanan masih menunggu kurir namun paket sudah dikirimkan ke alamat tujuan.

"Statusnya masih menunggu kurir itu berarti belum diproses sama penjualnya. Dikirim dengan resi yang berbeda," ujar Bagoes.

"Jadi penjual nakal itu dia ada transaksi di TikTok tapi dari aplikasi enggak dikirim tapi ngirim pakai aplikasi yang lain," tambahnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Tren
Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Tren
Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Tren
Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Tren
Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Tren
Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Tren
Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Tren
Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com