Ia pergi untuk menjadi seorang pertapa yang bertujuan menemukan cara untuk menghilangkan penderitaan atau membebaskan manusia dari usia tua, sakit, dan mati.
Keputusannya ini muncul setelah dirinya berjumpa dengan orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa yang sebelumnya dilarang ditemuinya.
Siddharta kemudian bermeditasi menggunakan berbagai guru spiritual yang membimbingnya. Ia bermediasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan penerangan Agung.
Setelah enam tahun, konon Siddharta mendapatkan kenyataan bahwa bertapa dengan menyiksa diri maupun hidup terlalu berfoya-foya, bukanlah jawaban akan sesuatu hal yang mampu melampaui penderitaan dan karma.
Pemikiran tersebut dianggap menyimpang dari aliran Hindu pada masa itu.
Alhasil, ia pun mengembara ke sebelah selatan India untuk mencari prinsip-prinsip spiritual yang dapat membentuk fondasi Buddhisme.
Pada akhirnya di bawah pohon Bodhi, ia memperoleh apa yang dicita-citakannya, yakni ajaran tentang sebab akibat penderitaan dan cara-cara mendapatkan kelepasan yang tersimpul dalam pandangan filosofis.
Pertapa Siddharta telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Sammasam-Buddha), tepat pada saat bulan Purnama Siddhi di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun.
Baca juga: Sejarah dan Perayaan Hari Waisak di Indonesia
Buddha Gautama mendapat gelar setelah mencapai pencerahan sempurna, seperti Buddha Gautama, Sakyamuni, Tathagata (Ia Yang Telah Datang, Ia Yang Telah Pergi), Sugata (Yang Maha Tahu), Bhagava (Yang Agung).
Dia menyampaikan khotbah pertamanya di Taman Rusa, Isipatan, Samath kepada lima pertama yang dulu menjadi rekan bertapanya.
Selama 45 tahun, ia menyampaikan khotbahnya demi kebahagiaan umat manusia hingga memasuki Maha Pari-Nibbana di Kusinara pada usia 80 tahun.
Dikutip dari Kompas.com (2022), sepanjang hidupnya, Buddha Gautama menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang hingga dirinya meninggal pada 486 SM.
Setelah Sang Buddha meninggal, tidak ada penerus yang menyebarkan ajarannya karena muncul banyak aliran agama Buddha dalam waktu 400 tahun.
Beberapa aliran agama Buddha adalah Buddha Nikaya dan Buddha Mahayana yang masih tersisa hingga sekarang.
Baca juga: Waisak 4 Juni 2023, Kapan Ada Tanggal Merah Lagi? Berikut Daftar Hari Libur Naisonal 2023