Ular weling juga memiliki ciri lain, yaitu tidak memiliki tanda V terbalik di bagian kepala.
Baca juga: Mengapa Ular Tidak Bisa Diusir Menggunakan Garam? Ini Alasannya
Apabila orang bertemu ular weling, mereka disarankan tidak bermain-main dengan hewan reptil ini.
Pasalnya, ular weling adalah hewan predator nokturnal dengan bisa bersifat neurotoksin atau racun yang menyerang saraf.
"Jenis racunnya neurotoksin, menyerang saraf. Karakter (racun) itu mata (korban) jadi sayu, kelihatan ngantuk," ujar pakar Hepetofauna Universitas Brawijaya Malang, Nia Kurniawan.
Adapun, bisa yang disuntikkan ular weling dapat membunuh orang apabila tidak ditangani selama 12 jam.
Orang yang digigit ular weling juga dapat merasakan sejumlah gejala, seperti:
Baca juga: 3 Tanaman yang Disukai Ular, Segera Cabut agar Tidak Jadi Sarangnya
Ular welang berasal dari famili elapidae dengan genus bungarus, namun jenis ular ini berbeda dengan ular weling.
Ular welang yang disebut juga banded krait memiliki wilayah persebaran di seluruh Asia Tenggara.
Ular welang dapat ditemukan di Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Filipina, termasuk Indonesia.
Biasanya, jenis ular tersebut hidup di hutan dataran terbuka, ladang, pertanian, dan perkebunan dengan ketinggian 5.000 kaki.
Baca juga: Jangan Diisap dan Diikat Terlalu Kencang, Ini Cara Tepat Menangani Luka Gigitan Ular
Berikut ciri fisik ular welang:
Dilansir dari Kompas.com, ular welang memiliki pola gelang pada tubuhnya namun corak ini berbeda dengan ular weling.
Pola gelang pada ular welang berwarna hitam-putih atau hitam-kuning yang menyelimuti sisi atas, samping, dan perut.
Di sisi lain, jenis ular tersebut dapat dikenali dari tanda V terbalik yang berada di kepala.
Ular welang dapat tumbuh hinngga panjang 210 sentimeter. Namun, kebanyakan ular weling memiliki panjang 150 sentimeter.