Hary turut menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi pola harian indeks sinar UV.
Ia mengatakan, indeks tersebut dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah.
Oleh sebab itu, cuaca cerah ketika siang hari dapat mencapai kategori “very high” sampai dengan “extreme”.
“Oleh karena itu, tinggi rendahnya indeks sinar UV sangat dipengaruhi oleh potensi pertumbuhan awan, terutama awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan,” ujar Hary.
“Untuk lokasi yang kondisi umum cuacanya diperkirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari untuk beberapa hari ke depan dapat berpotensi menyebabkan indeks ultraviolet pada kategori ‘very high’ dan ‘extreme’ di siang hari,” sambungnya.
Baca juga: Thailand Peringatkan Warga Tak Keluar Rumah karena Panas Ekstrem
Terkait tingginya indeks sinar UV di Indonesia, Hary menyampaikan bahwa masyarakat bisa memantau kondisi ini melalui akun Instagram BMKG @infobmkg.
Kendati demikian, saat ditanya soal cuaca panas yang belakangan ini melanda sejumlah wilayah di Indonesia, ia menampik kondisi ini disebut sebagai “panas mendidih”
Hary menjelaskan, kata "mendidih" yang digunakan untuk menggambarkan cuaca panas di Indonesia kurang tepat.
Ia beralasan secara terminologi kata "mendidih" memiliki suhu atau temperatur 100 derajat Celcius. Ukuran suhu ini, kata Hary, tidak terjadi di Indonesia.
“Padahal suhu udara tidak sampai mencapai nilai (100 derajat Celcius). Kurang pas (penggunaan katanya),” ujar Hary.
Lebih lanjut, ia membeberkan daftar pemantauan suhu terpanas di Indonesia pada Minggu (23/4/2023) pukul 07.00 WIB sampai Senin (24/4/2023)pukul 07.00 WIB.
Berikut daftarnya:
Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Kulit Belang akibat Cuaca Panas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.