Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Khong Guan, Biskuit Legend Khas Lebaran yang Ada sejak 1947

Kompas.com - 13/04/2023, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Pabrik Khong Guan di Indonesia

Setelah sukses di sejumlah negara, Khong Guan lalu merambah pasar Indonesia.

Beberapa biskuit yang diproduksi Khong Guan di Indonesia adalah Red Assorted Biscuits, Saltcheese Combo, termasuk Malkist Rasa Abon.

Kehadiran Khong Guan di Indonesia diawali dari Ong Kong Le, Kwee Boen Thwie (Hidayat Darmono), dan Go Swie Kie (Dasuki Angkosubroto) yang mendirikan perusahaan bernama NV Giok San Kongsie.

Awalnya perusahaan terseut mengimpor biskuit dari Singapura, namun akhirnya memproduksi biskuit di Surabaya tahun 1971.

NV Giok San Kongsie kemudian berganti nama menjadi PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia pada Juni 1972.

Selain membuka perusahaan di Indonesia, Khong Guan juga mendirikan pabrik di beberapa kota pesisir di China pada awal 1980-an.

Malaysia juga menjadi salah satu negara yang disasar perusahaan biskuit tersebut untuk memperluas bisnisnya.

Alasan gambar Khong Guan tidak ada sosok ayah

Salah satu hal unik dari Khong Guan adalah lukisan tanpa ayah dalam visualisasi seorang ibu yang makan biskuit bersama dua anaknya yang dibuat oleh Bernardus Prasodjo.

Dikutip dari Kompas.com, Bernardus selaku pembuat lukisan biskuit tersebut mengaku bahwa ia tidak tahu persis mengapa Khong Guan tidak menyertakan sosok ayah pada kemasan.

Ia hanya berspekulasi jika alasan sosok ayah dihilangkan untuk memengaruhi ibu rumah tangga supaya mau membeli Khong Guan.

Alasan tersebut bisa dikatakan masuk akal karena ibu rumah tangga menjadi faktor di balik terbelinya Khong Guan.

Lebih lanjut, Bernardus menyampaikan bahwa lukisan Khong Guan ia buat pada tahun 1970-an dari pesanan sebuah perusahaan separasi film.

Ia mengaku hanya membuat lukisan sesuai gambar yang diawali dengan pembuatan sketsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com