Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Sering Dikaitkan dengan Mistis, Ini Fakta Menarik Burung Hantu

Kompas.com - 24/03/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.COM - Burung hantu adalah hewan yang terkenal dengan mitos-mitos yang melekat pada keberadaannya. Banyak orang yang percaya bahwa kedatangan burung hantu merupakan pemberi firasat buruk.

Bahkan, banyak yang beranggapan burung hantu merupakan hewan peliharaan hantu atau penjelmaan hantu. Hal tersebut karena burung hantu merupakan hewan nokturnal, predator, dan mengeluarkan suara menyeramkan.

Fenomena ini pun terjadi dalam audio drama siniar Tinggal Nama bertajuk “Gara-gara Burung Hantu [PT.2]” dengan tautan akses dik.si/TNS5E8. Burung hantu menjadi pertanda kematian salah satu tokoh dalam episode tersebut.

Dilansir dari Mental Floss dan The Spruce, selain identik dengan hal mistis, ternyata burung hantu memiliki sejumlah fakta menarik.

Terbang dengan Senyap

Burung hantu dapat terbang tanpa mengeluarkan suara. Pasalnya, burung hantu memiliki bulu khusus yang berfungsi memecah turbulensi menjadi arus yang lebih kecil sehingga meredam suara saat terbang.

Baca juga: Kiprah Dukun di Indonesia, Ahli Medis yang Magis

Permukaan sayapnya yang lebar dan tubuh yang ringan membuat burung ini juga dapat terbang tanpa suara. Hal ini memungkinkan mereka bisa mengintai mangsa dengan lebih mudah.

Menelan Mangsa Secara Utuh

Burung hantu merupakan pemangsa yang ganas. Mereka memangsa tikus, mamalia, serangga nokturnal, ikan, dan burung lain. Burung hantu bisa dengan mudah menangkap dengan cakarnya dan meremukkan mangsanya sampai mati.

Setelah itu, ia akan mencabik-cabik tubuh mangsa atau menelannya secara utuh. Namun, ada bagian-bagian yang tak dapat dicerna seperti tulang, bulu, dan gigi.

Bahkan, seekor burung hantu bisa memakan hingga 1.000 tikus dalam satu tahun.

Memiliki Pendengaran Kuat

Fakta selanjutnya adalah burung hantu memiliki pendengaran kuat. Mereka mampu mendengar mangsa meskipun terhalang pepohonan, semak-semak, atau salju.

Beberapa jenis burung hantu memiliki sepasang telinga yang asimetris dengan ukuran kepalanya. Meski begitu, hal itu justru membuat pendengaran mereka sangat tajam sehingga dapat menemukan mangsa tanpa harus melihatnya.

Bahkan, sebagian jenis burung hantu juga memiliki wajah datar dengan bulu khusus yang bisa memfokuskan suara. Bulu tersebut memiliki fungsi memperjelas suara sepuluh kali sehingga dapat mendengar frekuensi suara yang tak dapat didengar manusia.

Memiliki Leher Lentur

Burung hantu dapat memutar leher hingga 135 derajat pada kedua arah atau secara total 270 derajat. Namun, mereka tak dapat memutar kepala sepenuhnya.

Baca juga: 5 Kasus Aksi Balas Dendam yang Menghebohkan Dunia

Ilmuwan dari Johns Hopkins mengungkapkan, adaptasi tulang, pembuluh darah dengan reservoir kontraktil, dan jaringan vaskular pendukung memungkinkan burung hantu dapat memutar kepala dengan lentur tanpa memotong darah ke otak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com