Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Hidup beriringan dengan manusia lainnya tentu tak selamanya berjalan mulus. Akan ada konflik yang bisa meruntuhkan suatu hubungan hingga salah satu pihaknya menyimpan dendam.
Munculnya dendam juga disebabkan oleh banyak faktor, seperti dirisak, diusik hidupnya, hingga dilecehkan. Dendam ini pun bisa memunculkan aksi pertumpahan darah jika orang tersebut tak memiliki kontrol emosi dan pikiran yang baik.
Seperti dalam audio drama siniar Tinggal Nama episode “Nyonya Dokter Kesurupan [Pt.2]” dengan tautan akses dik.si/TNS5E4, yang menemukan seorang wanita terkapar tak bernyawa di dalam apartemennya. Saat diusut, ia dibunuh oleh seseorang yang memiliki dendam.
Tak hanya itu, di dunia nyata pun aksi balas dendam hingga menghilangkan nyawa juga pernah terjadi. Berikut adalah lima kasus balas dendam yang sempat menghebohkan masyarakat dunia.
Mengutip Indian Express, Akku Yadav adalah seorang pemimpin geng terkenal di India yang dilaporkan telah melakukan 40 lebih serangan seksual. Selain itu, ia juga kerap menggunakan kekerasan seksual untuk meneror penduduk di lingkungan miskin.
Baca juga: 3 Psikopat Dunia yang Sejak Kecil Gemar Membunuh Hewan
Pada Agustus 2004, setelah tersiar kabar bahwa pengadilan akan membebaskannya, para perempuan setempat memutuskan untuk mengambil tindakan karena geram. Ratusan dari mereka pun berbondong-bondong pergi ke pengadilan dan duduk di ruang sidang.
Setelah terdakwa mengolok-olok seorang korbannya, perempuan lain langsung memukul kepalanya dengan sandal. Sementara itu, yang lainnya melemparkan bubuk cabai ke wajah Yadav dan melemparinya dengan batu. Begitu juga para penjaga kepolisian hingga tak mampu berkutik.
Lima belas menit kemudian Yadav tewas. Para wanita pun langsung membunuhnya sebagai pembalasan. Setelahnya, mereka mengadakan perayaan atas aksi tersebut.
Kemunculan internet pada 2003 membuat banyak orang mulai mendapat kemudahan akses. Salah satu masalah yang muncul pada saat itu adalah spam e-mail hingga mendapat perhatian nasional. Ternyata, aksi ini dilakukan seorang pengusaha asal Michigan bernama Alan Ralsky.
Perbuatannya ini bahkan sampai membuatnya dikenal sebagai “raja spam” karena telah mengirimkan jutaan e-mail ke berbagai surel yang dimiliki penting. Identitas Ralsky diketahui oleh para kritikus setelah sebuah artikel di koran lokal menyoroti gaya hidup mewahnya.
Dalam upaya membalas dendam atas perbuatan Ralsky, orang-orang yang geram dengannya pun menyebarluaskan alamat rumahnya. Hal itu menyebabkan rumah Ralsky menerima ratusan pon surat sampah setiap hari.
Ketika Reformasi Protestan menciptakan cabang Kekristenan baru pada pertengahan abad ke-16, para pengurus Gereja Katolik menjadi sakit hati. Selain kehilangan eksistensi yang telah berusia ribuan tahun, mereka berisiko kehilangan tanah, kekuasaan, dan pendanaan.
Baca juga: Menelisik Kehidupan Keluarga Chaebol di Korea
Mengutip World History, pada Agustus 1572, Paris pun dipenuhi oleh umat Katolik dan Protestan. Kedua kelompok yang bertikai ini berada di sana untuk menghadiri pernikahan seorang wanita bangsawan Katolik dengan Huguenot.
Setelah pernikahan berakhir, raja Prancis Katolik, Charles IX, memutuskan bahwa pemimpin militer Huguenot juga dapat ditangkap dan dibunuh karena pelanggarannya terhadap gereja. Begitu pula terhadap kaum Huguenot. Hanya dalam beberapa hari ada kurang lebih 4.000 orang Protestan Prancis dibunuh.