Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Menelisik Kehidupan Keluarga Chaebol di Korea

Kompas.com - 27/02/2023, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Dalam kehidupan sosial, ada berbagai kalangan dengan lapisan yang berbeda, mulai dari yang miskin, menengah, hingga kaya raya. Begitu pula di Korea Selatan. Bahkan, mereka memiliki sebutan tersendiri untuk keluarga konglomerat, yaitu chaebol.

Salah satu drama Korea terbaru yang diperankan oleh Yoon A dan Lee Jun Ho, King The Land, mengisahkan kehidupan keluarga chaebol yang terlibat gejolak asmara dengan salah satu karyawannya.

Informasi ini disampaikan dalam Kamjagiya Korea! episode “Upcoming Drama “King The Land”” dengan tautan dik.si/KamKorKTL.

Sejarah Keluarga Chaebol di Korea Selatan

Mengutip Verdict, chaebol sendiri berasal dari bahasa Korea chae (kekayaan) dan bol (klan). Secara harfiah, chaebol adalah para konglomerat yang membangun bisnis keluarga dan mampu mendominasi industri Korea Selatan. Sebut saja SAMSUNG, Hyundai, LG, SK, dan Lotte.

Baca juga: Mengapa Agensi Penting untuk Grup Idola Korea?

Istilah ini muncul pada tahun 60–70-an karena adanya transformasi ekonomi Korea Selatan yang dimulai setelah Park Chung Hee mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer pada tahun 1961.

Pemerintahan Park dari tahun 1963 hingga 1979 berfokus pada pertumbuhan ekonomi Korea Selatan memberikan insentif kepada perusahaan Korea untuk meningkatkan ekspor.

Selain itu, ia juga berencana memulihkan Korea dengan membangun industri baru, seperti produksi baja, galangan kapal, dan elektronik.

Itu sebabnya, insentif yang diberikan pun tak hanya berupa uang, melainkan juga akses kredit luar negeri yang lebih mudah, pinjaman bersubsidi, dan keringanan pajak.

Sayangnya, strategi ini hanya menyasar beberapa perusahaan saja. Sebab, pengalaman Korea Selatan dalam industri berat semacam itu masih minim.

Jadi, hanya perusahaan yang dipercaya oleh pemerintah yang mendapat pinjaman asing dan diperlakukan istimewa oleh Presiden Park.

Faktor lain yang membuat chaebol semakin menjamur karena adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan.

Perusahaan-perusahaan baru yang mencoba mendobrak bisnis chaebol pun lebih dulu bangkrut. Bahkan, karena kendala sumber daya, mereka pun turut diakuisisi oleh pesaing mereka (chaebol baru yang telah dipilih Park).

Apakah Chaebol Berpengaruh terhadap Politik Korea Selatan?

Jika melihat dari sejarah, Pemerintah Korea Selatan dan chaebol telah lama memiliki hubungan simbiosis. Banyak pemimpin di Seoul menyamakan kesuksesan chaebol dengan kemakmuran Korea Selatan pascaperang.

Mengutip CFR, saat ini, beberapa politisi bahkan mengandalkan chaebol untuk mendapatkan dukungan uang selama kampanye dan sering memuji keberhasilan ekonomi chaebol sebagai kesuksesan nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com