Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Foto Langit di Bali Bertabur Bintang Saat Nyepi, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 23/03/2023, 20:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengaku terkesima dengan langit di Bali pada malam Tahun Baru Saka atau Nyepi, Rabu (22/3/2023).

Kondisi langit di Bali pada saat itu dipenuhi dengan gemerlap bintang-bintang.

Mereka pun mengabadikan momen tersebut dan menguggahnya di media sosial Twitter.

Salah satu pengunggahnya adalah @siapmuani, Selasa (22/3/2023).

"Aku boleh ikut adu foto bintang di langit ga?" tulisnya.

"Yg ditunggu2 pas malam nyepi di langit Bali," ucap warganet lain. 

Tak hanya bertabur bintang, gugusan Bima Sakti dan milky way juga terlihat di langit malam Hari Raya Nyepi sebagaimana dilansir dari Antara.

Gugusan Bima Sakti terlihat semakin jelas ketika umat Hindu di Bali menjalani Catur Brata Penyepian di mana malam menjadi gelap gulita.

Baca juga: Viral, Video WNA di Bali Berkemah Saat Nyepi, Polisi: Tak Punya Tempat Tinggal dan Kehabisan Bekal

Bintang terlihat mulai pukul 20.00 Wita

Pemilik akun @siapmuani, Omde mengaku mengambil foto langit di Bali yang bertabur bintang itu tepat pada malam Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3/2023) pukul 20.39 Wita di Tabanan, Bali.

"Itu saya ambil pas malam Nyepi kemarin. Cuma pake HP saja dengan kamera google camera," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (23/3/2023).

Omde mengatakan, gugusan bintang mulai terlihat sejak pukul 20.00 Wita.

Menurutnya, pemandangan serupa juga pernah terjadi di perayaan Nyepi pada tahun-tahun sebelumnya.

"Iya kalau enggak mendung, banyak bintang," tandas Omde.

Baca juga: Hari Raya Nyepi dan Ramadhan Bersamaan, Bagaimana Muslim di Bali yang Ingin Tarawih?

Penjelasan BRIN

Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, polusi cahaya di langit Bali saat Hari Raya Nyepi sangat sedikit.

"Jadi bintang-bintang di langit tampak lebih jelas," jelas dia, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/3/2023).

Menurut Thomas, polusi cahaya menjadi alasan terbesar mengapa bintang tidak terlihat di kota-kota besar.

Polusi cahaya adalah hamburan cahaya lampu perkotaan yang menyebabkan langit tampak terang sehingga mengalahkan cahaya bintang.

Baca juga: 5 Tradisi Unik Perayaan Nyepi di Indonesia, Apa Saja?

Adapun faktor cuaca, Thomas berkata bahwa aspek tersebut hanya pengganggu saja,

"Faktor cuaca adalah pengganggu terlihatnya bintang-bintang yang terjadi kapan pun dan di mana pun," imbuh dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

Menurutnya, gemerlap bintang di langit Bali saat Nyepi terjadi karena minimnya intervensi cahaya buatan seperti lampu.

"Sehingga langit yang cukup temaram itu dapat menjadi benar-benar gelap sehingga bintang-bintang yang redup itu dapat terlihat," terang Andi kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Mengapa Saat Hari Raya Nyepi Tidak Boleh Keluar Rumah?

Bekaitan dengan faktor astronomis

Di sisi lain, perayaan Hari Raya Nyepi juga berkaitan dengan adanya faktor astronomis, yaitu fase bulan baru.

Menurut Andi, fase bulan baru adalah konfirgurasi atau susunan benda langit saat matahari bulan dan bumi itu terletak satu garis lurus. Kemudian, bulan dan matahari itu tampak berdekatan.

"Karena jarak sudut bulan dan matahari yan lebih kecil sehingga bagian permukaan bulan yang terkena matahari itu juga sedikit," katanya.

"Sehingga bulan sebagai intervensi cahaya alami itu menjadi redup dan instensitas cahayanya menjadi berkurang," imbuh dia.

Dengan begitu, cahaya bintang yang redus bisa telihat lebih nampak.

"Jadi kondisi langit saat Nyepi benar-benar gelap tidak ada intervensi cahaya alami atau buatan," tandas Andi.

Baca juga: Mengenal Pawai Ogoh-ogoh Jelang Hari Raya Nyepi: Sejarah, Makna, dan Fungsinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com