KOMPAS.com - Kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan terbesar di dunia.
Saat ini, kopi menjadi salah satu minuman populer yang banyak digemari oleh beberapa kalangan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kedai kopi yang tersebar di berbagai daerah di seluruh dunia.
Beberapa orang percaya, kopi memiliki banyak manfaat yang baik bagi tubuh. Mulai dari meningkatkan energi, menurunkan berat badan, hingga mengurangi risiko penyakit jantung.
Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah dan asal-usul penemuan kopi?
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana asal-usul, sejarah, jenis-jenis, dan manfaat kopi untuk kesehatan.
Baca juga: Kenali Jenis-jenis Kopi yang Populer di Dunia dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Dikutip dari History of Coffee, kopi adalah minuman seduh yang terbuat dari biji panggang dari beberapa spesies semak hijau dari genus Coffea, yaitu Coffea arabica dan Coffea canephora.
Coffee dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Belanda koffie, yang berasal dari bahasa Turkiye kahve, dan dipinjam dari bahasa Arab qahwa, yang merupakan kependekan dari qahwat al-bun yang berarti “anggur kacang”.
Ada juga teori bahwa kahve Turkiye berasal dari bahasa Arab qaha, yang artinya "tidak nafsu makan" karena diyakini minuman ini menghilangkan rasa lapar.
Baca juga: 12 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Kopi, Berapa Jumlah Asupan Hariannya?
Saat itu, Kaldi sedang menggembala kambing di dataran tinggi dekat sebuah biara. Ia melihat kambing-kambingnya mulai bertingkah aneh dan menjadi sangat energik.
Kaldi yang segera mengetahui bahwa kambing-kambingnya berkelakuan aneh setelah memakan buah beri merah dari pohon.
Kaldi yang penasaran akhirnya memutuskan untuk mencobanya sendiri. Setelah mencobanya, ia ikut merasakan aliran energi dari buah tersebut.
Kaldi melaporkan temuannya ke kepala biara setempat dan kepala biara kemudian membagikan penemuannya dengan biksu lain di biara. Setelah itu, informasi tentang buah beri yang memberi energi itu mulai menyebar.
Saat berita bergerak ke timur dan kopi mencapai semenanjung Arab, itu yang memulai perjalanan yang akan membawa biji ini ke seluruh dunia.
Baca juga: 10 Manfaat Kopi untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Berat Badan hingga Risiko Diabetes
Baca juga: 7 Mitos tentang Minum Kopi, Apa Saja?
Dikutip dari Britannica, kopi menjadi sangat populer di Turkiye. Hal ini dikarenakan adanya penyebaran Kekaisaran Ottoman yang membawa minuman ini ke lebih banyak tempat.
Kopi diperkenalkan ke satu demi satu negara Eropa di sepanjang abad XVI dan XVII yang kemungkinannya dimulai dari pedagang Venesia.
Kopi menyebar cukup cepat ke seluruh Eropa. Hingga pada akhir abad XVII, kopi berkembang pesat di Inggris, koloni Inggris di Amerika, dan hampir di seluruh benua Eropa.
Pada akhir abad XVII, pasokan kopi dunia yang terbatas diperoleh hampir seluruhnya dari provinsi Yaman di Arab selatan.
Namun, dengan semakin populernya minuman tersebut, tanaman ini juga menyebar dengan cepat ke Jawa dan pulau-pulau lain di Indonesia pada abad XVII dan ke Amerika pada abad XVIII.
Sementara itu, budidaya kopi dimulai di Kepulauan Hawaii pada 1825.
Baca juga: 3 Alasan Mengapa Minum Kopi Dikaitkan dengan Penurunan Berat Badan
Pada akhir abad XVI, saat Indonesia masih berada di bawah jajahan Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membawa tanaman kopi Arabika ke tanah air. Mereka tertarik untuk meruntuhkan monopoli Arab terhadap perdagangan kopi dunia.
Pertama kali, pemerintah kolonial Belanda menanam bibit kopi di sekitar Batavia (Jakarta), sampai ke daerah Sukabumi dan Bogor.
Kemudian, karena semakin tinggi permintaan pasar, mereka mulai mendirikan perkebunan kopi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan beberapa daerah di Sumatra dan Sulawesi.
Baca juga: Mengenal Kopi Arabika yang Populer di Dunia Beserta Varietasnya
Perkembangan dari perkebunan kopi ini mendorong perkembangan infrastruktur di Jawa Tengah pada akhir abad XVIII.
Lalu pada akhir abad XIX, perkebunan kopi di Indonesia, Sri Lanka, dan Malaysia terserang hama kopi. Hama ini menyebar dengan sangat cepat dan melenyapkan seluruh perkebunan yang ada. Hal inilah yang kemudian menghancurkan industri kopi pemerintah kolonial Belanda.
Pemerintah Belanda tidak tinggal diam dan mengimpor bibit kopi Liberica. Varietas ini memiliki popularitas yang tidak berlangsung lama akibat terinfeksi hama yang sama.
Kemudian Belanda menanam varieatas kopi robusta yang lebih kuat terhadap hama untuk menggantikan perkebunan kopi yang telah terinfeksi.
Hingga kini robusta menempati sekitar 90 persen produksi kopi nasional.
Baca juga: Mengenal Kopi Arabika yang Populer di Dunia Beserta Varietasnya
Jawa merupakan daerah terbesar dalam hal produksi kopi yang juga terkenal dengan kopi Arabikanya yang bercita rasa tinggi.
Selain itu Jawa juga terkenal menghasilkan salah satu kopi tertua terbaik di dunia yaitu Old Java. Bahkan karena pernah memonopoli pasar kopi dunia, 'Java' dijadikan istilah pengganti kata 'kopi' di luar sana.
Biji kopi dari daerah ini dapat disimpan dalam gudang selama dua sampai tiga tahun. Hal ini akan menambah kepekatan rasa yang kuat seperti karakteristik kopi Arabika.
Selain Jawa, terdapat daerah lain yang juga memproduksi kopi dengan skala besar di Indonesia, yaitu Sulawesi atau yang dulu pernah dikenal dengan nama Celebes.
Sulawesi memiliki satu daerah yang dijadikan sebagai penamaan kopi paling terkenal di Sulawesi, yaitu Toraja.
Kopi Toraja ini menggunakan sistem penanaman tradisional, di mana proses pemilihan dan pemetikan kopi dilakukan dengan menggunakan tangan dan menghasilkan kopi dengan kualitas sangat tinggi.
Kopi Toraja memiliki keunikan dari segi kepekatan yang dipadukan dengan aroma manis dan memiliki crisp and clean aftertaste.
Tingkat produksi yang tidak terlalu tinggi membuat kopi ini memiliki demand (besarnya keinginan konsumen terhadap suatu produk) yang tinggi dari para connoisseur (ahli pengecap makanan) di seluruh dunia.
Satu lagi, daerah penghasil utama kopi di Indonesia adalah Sumatra.
Sumatra menghasilkan dua varian kopi paling terkenal dan berkualitas tinggi, yaitu Mandailing dan Ankola.
Kopi Mandailing diproduksi di pinggiran kota Padang, di distrik kopi pantai Barat.
Kopi ini memiliki karakteristik pada tingkat keasamannya yang rendah, kekentalan yang tinggi dengan kepekatan rasa yang kompleks.
Jenis tanaman kopi sangat beragam, mulai dari semak hingga pohon.
Dikutip dari laman resmi Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Harvard dan pemberitaan Kompas.com (9/2/2010), berikut beberapa jenis kopi yang ada di dunia:
Mulai dari manfaatnya yang dapat meningkatkan energi, kewaspadaan, hingga penurunan beberapa risiko penyakit berbahaya seperti liver dan jantung.
Berikut adalah beberapa manfaat kopi: