Depo Pertamina Plumpang menjadi terminal BBM paling penting lantaran menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian.
Depo Pertamina Plumpang juga memenuhi 24 persen dari total kebutuhan harian SPBU Pertamina.
Pengamat BUMN Universitas Inodnesia Toto Pranoto dalam KompasTV mengatakan, permasalahan lokasi Depo Pertamina Plumpang yang dekat dengan permukiman warga merupakan masalah klasik.
Baca juga: Profil Depo Pertamina Plumpang, Pernah Jadi Terminal BBM Terbaik Kedua di Dunia
Toto berujar, pada awal pembangunannya, lokasi Depo Pertamina Plumpang masih relatif steril dan tidak berhimpitan dengan permukiman warga.
Namun, seiring berjalannya waktu, permukiman warga menyesaki kawasan tersebut.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan karena koordinasi pengelolaan tata ruang dengan pemerintah daerah saat itu buruk.
Akibatnya, terjadi penumpukan permukiman warga di sekitar lokasi Depo Pertamina Plumpang.
Tak heran, jika korban jiwa yang timbul sebagian merupakan masyarakat yang rumahnya berhimpitan dengan Depo Plumpang.
Saat ini, terdapat dua pilihan yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan lokasi Depo Pertamina Plumpang, yakni merelokasi warga atau memindahkan Depo Pertamina Plumpang ke lokasi lain.
"Solusinya adalah apakah Pertamina akan membebaskan pemukiman warga yang mengepung deponya sehingga lebih aman? Atau kalau tidak mampu membebaskan lahan penduduk, depo dipindah ke lokasi lain," ujarnya.
Kendati demikian, Toto mengingatkan bahwa pemindahan Depo Pertamina Plumpang bukan perkara yang mudah karena menyangkut aspek teknikal.
Selain itu, koordianasi lintas kementerian dan lembaga negara juga dibutuhkan dalam menjaga aset vital negara tersebut.
Solusi yang sama juga sempat disampaikan Jokowi dalam kunjungannya ke Depo Pertamina Plumpang, Minggu (5/3/2023).
Jokowi memerintahkan Menteri BUMN, Erick Thohir dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk memikirkan solusi permasalahan tersebut.
Baca juga: Media Asing Soroti Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Apa Kata Mereka?