Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacat Lokasi Depo Pertamina Plumpang, Kawasan Berbahaya Buah Koordinasi Tata Ruang Buruk

Kompas.com - 06/03/2023, 08:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lokasi bangunan Depo Pertamina Plumpang menyita perhatian usai kebakaran hebat yang menewaskan belasan orang, Jumat (3/3/2023) malam.

Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) itu berlokasi di Kelurahan Rawa Badan Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara dan berdekatan permukiman padat penduduk.

Diberitakan oleh Kompas,com (3/3/2023), lokasi bangunan tersebut hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer (km) dari permukiman warga.

Bahkan, salah satu rumah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang dindingnya berhimpitan dengan bangunan depo.

Baca juga: Kapolri Ungkap Dugaan Awal Penyebab Depo Pertamina Plumpang Terbakar

Disebut kawasan berbahaya

Dua hari berselang setelah kebakaran hebat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Depo Pertamina Plumpang.

Dalam kunjungannya, Jokowi mengatakan bahwa lokasi Depo Pertamina Plumpang sangat berbahaya.

Dikutip dari Kompas.com (5/3/2023), Jokowi mengatakan, bangunan Depo Pertamina Plumpang menyimpan berliter-liter bahan bakar yang bisa membahayakan warga sekitar.

Oleh sebab itu, bangunan ini masuk ke dalam zona berbahaya yang tidak boleh ditinggali penduduk.

Baca juga: Kebakaran, Sistem Keamanan di Depo Pertamina Plumpang Dipertanyakan

Dialiri sungai

Presiden Joko Widodo menyebut terdapat dua pilihan untuk mengatasi kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yakni merelokasi warga ke tempat aman atau memindahkan Depo Pertamina tersebut, Minggu (5/3/2023).KOMPAS.com/Syakirun Ni'am Presiden Joko Widodo menyebut terdapat dua pilihan untuk mengatasi kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yakni merelokasi warga ke tempat aman atau memindahkan Depo Pertamina tersebut, Minggu (5/3/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Jokowi juga mengatakan bahwa semestinya kawasan Depo Pertamina Plumpang di kelilingi oleh zona air.

"Memang zona ini memang harusnya zona air, entah dibuat sungai, harus melindungi dari obyek vital yang kita miliki," terangnya.

Menurut Jokowi, inisiasi tersebut sebelumnya pernah mencuat, di mana sisi bagian kanan dan kiri area Depo Pertamina Plumpang bakal dialiri air.

Namun, wacana tersebut belum terwujud hingga saat ini.

"Tanah (zona) merahnya ini kan padat dan penuh. Semuanya harus dicarikan solusi," tandasnya.

Baca juga: Warganet Nilai Jarak Depo Plumpang dan Pemukiman Terlalu Dekat, Apa Kata Pertamina?

Koordinasi tata ruang buruk

Tidak bisa dipungkiri bahwa Depo Pertamina Plumpang merupakan aset vital untuk pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.

Depo Pertamina Plumpang menjadi terminal BBM paling penting lantaran menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian.

Depo Pertamina Plumpang juga memenuhi 24 persen dari total kebutuhan harian SPBU Pertamina.

Pengamat BUMN Universitas Inodnesia Toto Pranoto dalam KompasTV mengatakan, permasalahan lokasi Depo Pertamina Plumpang yang dekat dengan permukiman warga merupakan masalah klasik.

Baca juga: Profil Depo Pertamina Plumpang, Pernah Jadi Terminal BBM Terbaik Kedua di Dunia

Toto berujar, pada awal pembangunannya, lokasi Depo Pertamina Plumpang masih relatif steril dan tidak berhimpitan dengan permukiman warga.

Namun, seiring berjalannya waktu, permukiman warga menyesaki kawasan tersebut.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan karena koordinasi pengelolaan tata ruang dengan pemerintah daerah saat itu buruk.

Akibatnya, terjadi penumpukan permukiman warga di sekitar lokasi Depo Pertamina Plumpang.

Tak heran, jika korban jiwa yang timbul sebagian merupakan masyarakat yang rumahnya berhimpitan dengan Depo Plumpang.

Dua pilihan solusi 

Pihak kepolisian mengerahkan dua anjing K9 untuk mencari korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang belum ditemukan di reruntuhan rumah, Minggu (5/3/2023).KOMPAS.com/Syakirun Ni'am Pihak kepolisian mengerahkan dua anjing K9 untuk mencari korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang belum ditemukan di reruntuhan rumah, Minggu (5/3/2023).

Saat ini, terdapat dua pilihan yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan lokasi Depo Pertamina Plumpang, yakni merelokasi warga atau memindahkan Depo Pertamina Plumpang ke lokasi lain.

"Solusinya adalah apakah Pertamina akan membebaskan pemukiman warga yang mengepung deponya sehingga lebih aman? Atau kalau tidak mampu membebaskan lahan penduduk, depo dipindah ke lokasi lain," ujarnya.

Kendati demikian, Toto mengingatkan bahwa pemindahan Depo Pertamina Plumpang bukan perkara yang mudah karena menyangkut aspek teknikal.

Selain itu, koordianasi lintas kementerian dan lembaga negara juga dibutuhkan dalam menjaga aset vital negara tersebut.

Solusi yang sama juga sempat disampaikan Jokowi dalam kunjungannya ke Depo Pertamina Plumpang, Minggu (5/3/2023).

Jokowi memerintahkan Menteri BUMN, Erick Thohir dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk memikirkan solusi permasalahan tersebut.

Baca juga: Media Asing Soroti Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Apa Kata Mereka?

Kebakaran bukan pertama kali terjadi

Sebelumnya, pada 2009 silam, Depo Pertamina Plumpang juga pernah terbakar.

Hanya saja, kebakaran saat itu tidak sehebat yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam.

Berulangnya insiden kebakaran tersebut menjadi ironi di tengah capaian Depo Pertamina Plumpang yang pernah menjadi Terminal BBM terbaik kedua di dunia versi Global Tank Storage Award 2018.

Depo Pertamina Plumpang dinobatkan sebagai The Most Efficient Storage Terminal setelah Saudi Aramco Terminals.

Baca juga: Depo Pertamina Plumpang Terbakar: Suplai 20 Persen BBM, Pernah Meledak pada 2009

(Sumber: Kompas.com/Erwina Rachmi Puspapertiwi, Syakirun Ni'am | Editor: Inten Esti Pratiwi, Sabrina Asril).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com