Menurut Traditions Health, kondisi koma terjadi ketika seseorang memiliki sedikit aktivitas di otaknya.
Pasien koma tidak dapat menanggapi sentuhan, suara, dan rangsangan lainnya. Mereka tidak bisa berkomunikasi dengan cara apa pun.
Untuk menentukan seseorang dalam keadaan koma, dokter menggunakan The Glasgow Coma Scale atau Skala Koma Glasgow.
Skala Koma Glasgow adalah skala dari 3 sampai 15 yang digunakan untuk menilai kesadaran seseorang dalam tiga kategori berbeda, yaitu respons membuka mata, respons verbal, dan respons motorik.
Semakin rendah skornya, semakin tidak sadar pasien itu. Artinya, skor 15 dimiliki orang yang benar-benar sadar, sedangkan skor 3-8 menunjukkan pasien koma.
Baca juga: Bayi Berusia 5 Bulan Sembuh dari Covid-19 Setelah Koma 32 Hari
Pasien yang matanya terbuka dan mampu berkedip akan mendapatkan skor respons membuka mata maksimal, yaitu 4.
Skor 3 untuk mereka yang hanya bereaksi terhadap rangsangan dan skor 2 menunjukkan mata yang merespons rasa sakit. Skor 1 menunjukkan tidak ada reaksi sama sekali pada mata.
Respons verbal memiliki skor penilaian dari 5 untuk orang yang ucapannya memiliki arti sampai 1 yang ditujukan jika tidak ada respons. Skor 2-4 menunjukkan pasien memberikan respons verbal dengan bingung, tidak tepat, atau tidak dapat dipahami.
Skor respons motorik berkisar dari 1-6 untuk menguji respons pasien terhadap rasa sakit dan rangsangan fisik lainnya.
Baca juga: Kisah Pasien Covid Nomor 91 Vietnam, Bisa Sembuh Setelah Koma 2 Bulan
Dilansir dari Philly Voice, tubuh orang koma masih berfungsi secara normal meskipun ia tidak bereaksi pada rangsangan.
Meski begitu, orang koma mungkin saja masih bisa mendengar apa yang terjadi di sekitar mereka. Otak mereka mungkin masih bisa menangkap suara dari orang lain, terutama yang dicintai.
Beberapa pasien koma mengalami peningkatan aktivitas otak saat dibacakan atau diajak menonton televisi. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa berbicara dan dipegang orang yang dicintai dapat membantu mereka pulih.
Orang yang koma bahkan bisa menangis, tertawa, atau menunjukkan gerakan spontan lain meskipun tidak sadar akan lingkungan sekitarnya.