Di zaman dulu, pekerjaan orang tua akan berhubungan dengan pekerjaan sang anak. Misalnya, anak seorang petani akan ikut bekerja di sawah.
Hal ini mengakibatkan muncul pemahaman kalau tindakan orang tua dan anak itu terhubung secara langsung.
Contohnya, anak penjahat mungkin akan bersikap sama dengan orang tuanya.
"Saat ini, zaman sudah berubah. Anak tidak langsung dikaitkan dengan pekerjaan atau kehidupan orang tua, bahkan mungkin bekerja dan belajar dalam konteks sendiri," jelasnya.
Atas kondisi ini, Drajat menyatakan masyarakat perlu lebih dewasa untuk tidak menarik kesalahan orang tua yang merupakan pelaku tindak kriminal menjadi kesalahan sang anak yang tidak tahu apa-apa.
Artinya, jangan pernah menyalahkan anak Ferdy Sambo atas tindakan pembunuhan yang dilakukan ayahnya.
Baca juga: Apa Arti Penjara Seumur Hidup pada Tuntutan Hukuman Ferdy Sambo?
Di sisi lain, ia juga berharap sang anak bisa menjadi sosok perubahan atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan ayahnya.
"Anak menjadi harapan masa depan untuk memperbaiki kehidupan keluarga, baik ekonomi, nilai-nilai, maupun kesalahan yang dilakukan," pungkasnya.
Drajat juga menegaskan agar masyarakat Indonesia harus bersikap lebih bijak dalam memberikan respons kepada anak dari pelaku kriminalitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.