Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Perbedaan Mikrofon Condenser dan Mikrofon Dynamic

Kompas.com - 05/02/2023, 17:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Membuat podcast sekarang ini sudah menjadi salah satu bentuk hiburan yang sangat digemari oleh masyarakat. Banyak orang yang membuat podcast dengan berbagai topik yang berbeda-beda, mulai dari hiburan, politik, sampai dengan edukasi.

Namun, sebelum membuat podcast, ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu pemilihan mikrofon. Ada dua jenis mikrofon yang paling sering digunakan dalam podcasting, yaitu mikrofon condenser dan mikrofon dynamic.

Yuk, simak perbedaannya berikut ini!

Mikrofon condenser

Mikrofon condenser adalah jenis mikrofon yang menggunakan listrik untuk mengubah suara menjadi sinyal listrik.

Kelebihan mikrofon condenser adalah sensitivitasnya yang tinggi serta mampu menangkap suara secara mendetail sehingga cocok untuk podcast yang membutuhkan suara yang jelas dari host, contohnya podcast berita dan audio drama.

Baca juga: 5 Tips agar Narasumber Nyaman Saat Wawancara Podcast

Seperti dalam salah satu episode siniar Tinggal Nama bertajuk “Rongga Mata” dengan tautan akses dik.si/TNCokroaminoto, yang membutuhkan kehati-hatian penuh dalam proses rekamannya. Pasalnya, adanya gangguan suara sedikit pun bisa memengaruhi kualitas suara.

Namun, kekurangan dari mikrofon ini adalah mudah terganggu oleh suara latar belakang, seperti suara kendaraan atau keramaian.

Oleh karena itu, jika kamu membuat podcast di luar ruangan, kamu harus menggunakan mikrofon condenser yang dapat ditambahkan dengan pop filter atau windscreen untuk mengurangi suara latar belakang.

Selain itu, mikrofon ini lebih rentan terhadap kerusakan serta membutuhkan mixer atau audio interface yang punya power supply tambahan untuk dapat digunakan, jadi siapkan budget lebih ya!

Mikrofon dynamic

Mikrofon dynamic adalah jenis mikrofon yang mengubah suara menjadi sinyal listrik melalui mekanisme magnet.

Mikrofon ini cocok digunakan untuk merekam suara dengan volume yang lebih tinggi, seperti saat host berbicara di depan umum atau di studio, karena lebih tahan terhadap suara latar belakang.

Misalnya seperti salah satu episode dari siniar Obsesif yang berkolaborasi bersama APMF, yaitu “Tomoka Takada: The Influence of K-Pop Fandom on Brand Marketing” dengan tautan akses dik.si/ObsesifTomoka. Tim Obsesif berhasil melakukan rekaman di tengah keramaian APMF.

Selain itu, mikrofon ini lebih tahan banting daripada mikrofon condenser walaupun harganya jauh lebih murah. Mikrofon ini juga tidak memerlukan power supply tambahan sehingga dapat digunakan dengan mixer atau audio interface yang tidak mendukung fitur power supply.

Namun, kekurangan dari mikrofon ini adalah tidak dapat menangkap suara sedetail mikrofon condenser.

Baca juga: Podcast-mu Sepi Pendengar? Lakukan 5 Hal Ini

Nah, sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara dua jenis mikrofon ini. Pilihlah mikrofon yang sesuai dengan kebutuhan podcast kamu dan pastikan untuk selalu mengevaluasi kualitas suara yang dihasilkan.

Jangan lupa untuk selalu melakukan percobaan dan uji coba sebelum membuat podcast agar hasil rekaman yang dihasilkan sesuai dengan harapan.

Selain itu, kamu bisa mengunjungi Portcast Indonesia @portcast.id di Instagram. Portcast akan terus memberikan segala informasi tentang pembuatan podcast sekaligus mengenalkanmu dengan podcast-podcast yang seru dan berkualitas.

Dengarkan pula beragam informasi menarik lainnya lewat kanal podcast milik Medio Podcast Network di Spotify dan YouTube Medio by KG Media. Medio sendiri memiliki 10 kanal podcast dengan topik yang bisa menyesuaikan kebutuhanmu. Akses sekarang juga selengkapnya melalui tautan berikut linktr.ee/SiniarMedio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com